TUGAS TEORI AKUNTANSI
BAB I
PENGERTIAN TEORI AKUNTANSI
Disusun oleh: Kelompok 1
Fathonah Jamil :
10 62201 190
Hanik Hidayah :
10 62201 201
Mulia
Wahyuni : 10 62201 362
Oktoberita : 1062201 184
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS
LANCANG KUNING PEKANBARU
TAHUN AJARAN 2012/2013
BAB
I
PENGERTIAN
TEORI AKUNTANSI
·
Arti
Penting Teori Akuntansi
Teori akuntansi merupakan bagian
penting dari praktik. Pemahamannya oleh praktisi dan penyususn standar akan
sangat mendorong pengembangan serta perbaikan menuju praktik yang sehat. Teori
akuntansi menjadi landasan untuk memecahkan masalah-masalah akuntansi secara
beralasan atau bernalar yang secara etis dan ilmiah dapat
dipertanggungjawabkan.
Taktik cerdik memang memadai untuk menangani
masalah yang sederhana. Untuk masalah-masalah yang kompleks dan berimplikasi
luas, pemecahan masalah akan semakin bergantung pada kearifan (wisdoms) dan
tilikan (insights) yng terkandung dalam teori yang sehat. Dengan teori, orang
melihat masalah dengan perspektif yang lebih luas dan bebas dari hal-hal yang
teknis dan rinci.
Pemecahan masalah akuntansi dengan
taktik cerdik atas dasar pengalamn saja dapat disamakan dengan pemecahan
masalah dengan coba-coba atau coba dan ralat (trial and error). Praktik akuntansi yang baik dan maju tidak dapat
dicapai tanpa suatu teori baik yang melandasinya. Wrigth menggambarkan arti
pentingnya teori sebagai penerang terhadap praktik seperti berikut :
“ A wiser man realizes
that sound practise is dependent upon sound theory. He avails himself of the
deep insight which science gives. He applies the theory evolved from the experimentation of other men. To him
theory is a torch thaat casts upon practise the illumination of principles.”
·
Pengembangan
Akuntansi
Seperangkat
pengetahuan akuntansi (accounting body of knowlwdge) dapat di pandang dari dua
sisi pengertian yaitu sebagai pengetahuan profesi (keahlian) yang dipraktikan
di dunia nyata dan sekaligus sebagai suatu disiplin pengetahuan yang diajarkan
di perguruan tinggi. Dari segi profesi, akuntansi sering dipandang semata-mata
sebagai serangkaian prosedur, metoda dan teknik tanpa memperhatikan teori di
balikpraktik tersebut. Akuntansi dipandang sebagai pelaksanaan dan penerapan
standar untuk menyususun seperangkat laporan keuangan.
Dari segi lain, sebagai objek
pengetahuan diperguruan tinggi, akademisi memandang akuntansi sebagai dua
bidang kajian yaitu bidang praktik
dan teori. Bidang praktik
berkepentingan dengan masalah bagaimana praktik dijalankan sesuai dengan PABU.
Bidang teori berkepentingan dengan penjelasan, deskripsi, dan argumen yang
dianggap melandasi praktik akuntansi yang semuanya dicakup dalam suatu
pengetahuan yang disebut dengan teori akuntansi. Pendidik akuntansi berperan
untuk menjembatani praktik dengan teori akuntansi sehingga praktik akuntansi
selalu berkembang menuju keadaan yang lebih baik.
·
Peran
Riset Akuntansi
Dalam dua dasawarsa terakhir, ada
kecenderungan bahwa akademisi berusaha lebih jauh untuk membawa akuntansi
menjadi suatu ilmu pengetahuan ilmiah atau sains (science) yang makin menjauh
antara dunia praktik dan dunia akademik. Penempatan akuntansi sebagai sains
membawa konsekuensi bahwa teori akuntansi harus bebas dari pertimbangan nilai (
value judgment) dan bersifat deskriptif. Atas dasar argumen ini, subjek atau
fenomena bahasan di tingkat akademik cenderung bergeser dari apa dan bagaimana
suatu kejadian atau transaksi harus
dicatatat/dilaporkan untuk mencapai tujuan ekonomik dan sosial tertentu ke apa
yng nyatanya dilakukan para pelaku ekonomi (termasuk akuntan) dan mengapa
mereka berbuat demikian. Permasalahan tersebut dapat dilihat bahwa hasil-hasil
penelitian para akademisi kebanyakan tidak diarahkan untuk menjawab atau memecahkan masalah aktual yang langsung
dihadapi oleh para praktisi.
Kinney menggambarkan tiga aspek penting
yang saling berkaitan yang melandasi pengembangan akuntansi yaitu : riset
(research), pengajaran/pendidikan (teaching), dan praktek (practise).
Perkembangan akuntansi akan mengalami perkembangan yang pesat dan memuaskan
apabila terjadi interaksi yang baik antara ketiga aspek diatas. Jadi, riset
merupakan bagian penting dalam pengajaran akuntansi karena teori akuntansi
dikembangkan agar pengetahuan akuntansi dalam praktiknya menjadi lebih baik.
·
Pengertian
Teori Akuntansi
Pengertian teori akuntansi sangat
bergantung pada pengertian atau pendefinisian akuntansi sebagai suatu bidang
pengetahuan. Artinya, kedudukan akuntansi dalam tatanan pengetahuan juga akan
menentukan pengertian dan lingkup teori akuntansi. Banyak definisi yang
diajukan oleh para ahli tentang pengertian akuntansi, berikut definisi yang
dijadikan basis untuk mengenali karakteristik akuntansi :
Accounting is the body
of knowledge and function concern with systematic originating, authenticating,
recording, classifying, processing, summarizing, analyzing, interpreting, and
supplying of debendable and significant information covering transaction and
events which are, in part at least, of a financial character, required for the
management and operation of an entity and for reports that have to be submitted
thereon to meet fiduciary and other responsibilities.
Accounting is a service
activity. Its function is to provide quantitativeinformation, primarily
financialin nature, about economic entities that is intended to be useful in
making economic decisions.
Karakteristik informasi yang dihasilkan
akuntansi akan sangat bergantung pada lingkungan tempat akuntansi diterapkan,
akuntansi sebagai seperangkat pengetahuan tentunya akan membahas berbagai
konsep dan alternatif serta implikasinya dalam berbagai kondisi lingkungan.
Definisi tersebut belum memisahkan pengertian seperangkat pengetahuan dan
fungsi. Pengertian pertama akan menentukan status akuntansi sedangkan
pengertian kedua akan menentukan karakteristik praktik akuntansi dalam wilayah
tertentu.
Akuntansi sebagai
seperangkat pengetahuan adalah Seperangkat pengetahuan yang mendasari
perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi keuangan kantitatif unit-unit
organisasi dalam suatulingkungan negara tertentu dan cara penyampaian
(pelaporan) informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk
dijalankan dasar dalam pengambilan keputusan.
Dalam
arti sempit sebagai proses, fungsi dan praktik, akuntansi didefinisikan sebagai
:
Proses
pengidentifikasian, pengesahan, pengukuran, pengakuan, pengklasifikasian,
penggabungan, peringkasan, dan penyajian data keuangan dasar yang terjadi dari
kejadian-kejadian, transaksi-transaksi, atau kegiatan operasi suatu unit
organisasi dengan cara tertentu untuk menghasilkan informasi yang relevan bagi
pihak yang berkepenyingan.
Dua kata kunci penting dalam definisi
tersebut adalah perekayasaan dan cara tertentu. Akuntansi mempunyai peran yang
nyata kalau informasi yang dihasilkan oleh akuntansi dapat mengendalikan
perilaku pengambil keputusan ekonomi untuk bertindak menuju ke suatu pencapaian
tujuan sosial ekonomi negara.
·
Seni,
Sains, atau Teknologi
Pada
awal perkembangannya, akuntansi dapat dikatakan sebagai kerajinan (art) karena
orang yang akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan akuntansi harus terjun
langsung dalam dunia praktik dan mengerjakan magang pada praktisi. Selanjutnya
pengetahuan dan keterampilan akauntansi dapat diiedentifikasi dengan jelas
sehingga membentuk seperangkat pengetahuan utuh yang dapat diajarkan melalui
institusi pendidikan.
Penyebutan
akuntansi sebagai seni sebenarnya dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa dalam
praktiknya akuntansi melibatkan banyak pertimbangan nilai yang menuntut
keahlian dan pengalaman untuk memilih perlakuan yang terbaik. Rubenstein
mendeskripsi pertimbangan subjektif dalam akuntansi berikut ini:
The
practitioners of our proffesiaon apply a skill acquired y long experience. Tey
independently observe the fact, display uncany sense of the relevant, interpret
and apply general conventions to spesific client situations and make overall
judgements concerning the fairness of
economic informations.
Jaddi kalau akuntansi dikatakan
sebagi seni maka yang dimaksud adlah cara menerapkannya bukan sifatnya sebagai
seperangkat pengetahuan. Kalau akuntansi bukan merupakan seni, apakah akuntansi
itu merupakan ilmu atau sains? Sangat sulit mendevinisikan pengertian sains
dengan tuntas dan memuaskan. Namun, sifat-sifat sains dapat diidentifikasi
untuk dijadikan kriteria apakah seperangkat pengetahuan dapat dimasukkan
sebagai sains.
Ilmu adalah pengertahuan yang berisi
penjelasan tentang gejala alam atau sosial yang bebas dari pertimbangan nilai
karena harus mendeskripasikan gejala
tersebut seperti apa adanya. Arti bebas disini bahwa nilai sainstidak dibangun
untuk mencapai tujuan ekonomik atau sosial tertentu sehingga sains tidak
diarahkan untuk menghasilkan kebijakan.
Penjelasan biasanya dinyatakan dalam
pernyataan-pernyataan logis dalam bentuk aksioma, proposisi, prinsip umum, atau
hipotesis yang validitasnya harus diuji secara empiris melalui metoda ilmiah.
Kumpulan pernyataan-pernyataan tersebut beserta argumen-argumen sebagai
penalaran akan membentuk teori dalam bidang pengetahuan bersangkutan. Oleh karena
itu kegiatan dan tujuan ilmiah dalam membangun ilmu diarahkan untuk menguji dan
menetapkan kebenaran suatu penjelasan. Untuk memasukka seperangkat pengetahuan
sebagai sains, beberapa syarat atau sifat harus dipenuhi. Eichner mengajukan
salah satu sifat sains sebagai berikut:
Science unlike
metaphysics, applies rules to test the truth of ideas...representing a body of
knowladge which grows cummulatively over time and which has something of value
to teach men and women of practical affairs.
Selain
syarat bebas nilai, Suriasumantri (juga Eichner) menyebutkan kriteria penting
untuk menguji validitas pernyataan-pernyataan sebagai seperangkat pengetahuan
agar pengetahuan tersebut dapat disebut sebagai sains. Kriteria tersebut adalah
koherensi, korespondensi, keterujian dan keuniversalan. Proses evaluasi uuntuk
menetukan apakah kriteria tersebut dipenuhi disebut denganproses validasi atau
konfirmasi. Proses validasi ini juga melibatkan pertimbangan, tetapi dalam
sains pertimbangan dikendalikan oleh metoda atau kaidah ilmiah.
Dari
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sains adalah salah astu cabang
pengetahuan yang bertujuan untuk mendapatkan kebenaran atau validitas
penjelasan tentang suatu fenomena dengan menerapkan metode ilmiah. Hasil akhir
sains adalah penjelasan mengenai kumpulan pernyataan-pernyataan beserta
argumen-argumen sebagai penjelasan yang telah tervalidasi yang secara
keseluruhan membentuk teori. Teori diajukan semata-mata untuk mendapatkan
penjelasan yang valid tentang suatu venomena dan bukan untuk mencapai tujuan
sosial, ekonomik, atau politik tetentuatau untuk menjustifikasi suatu kebijakan
atau untuk mempengaruhi perilaku.
Bila
akuntansi dipandang sebagai sains, akuntasni akan banyak membahas gejala
akuntansi seperti mengapa perusahaan memilih metoda akuntansi tertentu,
faktor-faktor apa yang mendorong manajemen memanipulasi laba, dan apakah
partisipasi dalam penyusunan anggaran memengarihi kinerja manajer divisi.
Dengan
penertian diatas, seperangkat pengetahuan akuntansi sebagaimana kita pahami
dewasa ini jelas tidak tepat kalau diklasifikasikan sebagai sains. Tujuan
akuntansi adalah menghasilakn atau menemukan prinsip-prinsip umum untuk
menjustifikassi kebijakan dalam rangka mencapai tujuan tertentu bukan untuk
mencapai kebanaran penjelasan. Prinsip-prinsip umum tersebutdicari untuk
menjadi dasar penetuan standar, metoda, atau teknik yang diharapkan diharapkan
untuk mempengaruhi atau memperbaiki praktik. Pertimbangan dalam sains dibimbing
oleh metoda ilmiah, sementara pertimbangan akuntansi dibimbing oleh
kebermanfaatan dalam mencapai tujuan ekonomik sehingga prinsip umum dalam
akuntansi tidak harus dapat siuji validitasnya atau bahkan tidak memerlukan
pengujian validitas. Meskipun demikian penurunan prinsip umum tersebut harus
tetap memenuhi kriteria koherensi.
Konsep
dan prinsip umum yang dihasilkan akuntansi biasanya dikembankan dalam kajian
khusus yang disebut teori akuntansi.
·
Akuntansi
sebagai teknologi
Sudibyo
menegaskan bahwa seni dan sains bukan merupakan dua kutub yang kontinum. Kutub
yang dimaksud disini adalah status atau klasifikasi seperangkat pengetahuan
dalam taksonomi atau pohon pengetahuan. Karena dua kutub tersebut bukan suatu
kontinum, tidak selayaknyalah akuntansi dipandang sebagai gabungan antara seni
dan sains. Kutub ataukelas yang masih terbuka untuk mengklasifikasi status
akuntansi adlah teknologi.
Teknologi
merupakan seperangkat pengetahuan untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat
dan pengrtian teknologi tidak terbatas pada teknologi fisis tetapi juga
teknologi lunak. Teknologi merupakan sarana untuk memecahkan masalah nyata
dalam lingkungan tertentu dan untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu
teknologi bermuatan budaya dan nilai tempat teknologi berkembang atau
diterapkan.
Karena
akuntansi masuk dalam bidang pengetahuan teknologi, akuntansi dapat didevinisi
sebagai “rekayasa informasi dan
pengendalian keuangan”. Sebagai teknologi, akuntasni dapat memanfaatkan
teori-teori dan pengetahuan yang dikembangkan dlam disiplin ilmu yang lain
untuk mencapai tujuan tertentu tanpa harus mengembangkan teori sendiri.
Graffikin
sangat mendukung gagasan bahwa akuntansi merupakan suatu teknologi yang sangat
berbeda dengan sains. Walaupun akuntansi itu sendiri tidak harus merupakan
sains, tetapi sains dapat dimanfaatkan dalam akuntansi untuk menciptakan
sesuatu dalam rangka mencapai kemakmuran elektronik. Akuntansi dirancang untuk
memperlancar kegiatan ekonomik dan oleh karenanya akuntansi berfungsi sebagai
teknologi untuk kepentingan politik. Argumen lain yang diajukan untuk tidak
mengklasifikasi akuntansi sebagai sains adalah adanya keberbiasaan kebudayaan
dalam pengetahuan akuntansi. Budaya merupakan salah satu faktor lingkunagn yang
sangat kuat dalam mempengaruhi sistem akuntansi suatu negara. Penerapan
teknologi tidak dapat lepas dari nilai suatu budaya tempat akuntansi akan
diterapkan. Parrera menyatakan bahwa sainsi bersifat universal dan bebas nilai tetapi
akuntansi tetap dapat menggunakan teknik-teknik ilmiah untuk kepentingan
pengembangannya.
·
Perekayasaan
Pelaporan Keuangan
Perekayasaan
adalah proses terencana dan sistematis yang melibatkan pemikiran, penalaran,
dan pertimnbangan untuk memilih dan menentukan teori, pengetahuan yang
tersedia, konsep, metode, teknik serta pendekatan untuk menghjasilkan suatu produk.
Perekayasaan akuntansi mengikuti proses yang sama baik pada tingkat makro
maupun pada tingkat mikro. Yang dimaksud akuntansi dalam perekayasan ini adalah
akuntasni dalam arti luas yaitu sebagai suatu sistem pelaporan keuangan umum yang melibatkan kebijakan umum
akuntansi dalam suatu wilayah negara tertentu. Pelaporan keuangan adlah
struktur dan proses tentang bagaimana informasi keuangan untuk semua unit usaha
dan pemerinttahan harus disediakan dan dilaporkan dalam suatu negara untuk
tujuan pengambilan keputusan ekonomik. Sudibyo menggambarkan sistem ini dalam
bentuk struktur rekayasa akuntansi yang disajikan dalam Gambar 1.3 dibawah ini.
Nilai
dan Tata Sosial
|
Nilai-nilai
sosial
Tujuan-tujuan
Sosial
Sistem
Politik
Sistem
Hukum
Lainlain
|
Struktur
Rekayasa Akuntansi
Ilmu-ilmu
Murni
|
Ekonomi
teori
Sosiologi
Psikologi
Matematika
|
Ilmu-ilmu
terapan
|
Manajemen
Matematika
Terapan
Teknologi
Komputer
Ekonomi
Terapan
Teknologi
Komunikasi
Teknologi
Pengukuran
Lain-lain
|
R e k a y a s
a A k u n t a n s i
|
Dalam perekayasaan pelaporan keuangan,
akuntansi memanfaatkan pengetahuan dan sains dari berbagai disiplin ilmu.
Tujuan akuntansi akan menjadi kekuatan pengarah dalam merekayasa akuntansi
karena tujuan tersebut akan digunakan untuk mengevaluasi kebermanfaatan dan
keefektifan produk yang dihasilkan. Bila akuntansi diperlakukan sebagai
teknologi, akan mudahlah untuk mendefinisikan apa yang disebut teori akuntansi.
·
Teori
Akuntansi Sebagai Sains
Teori
sering diartikan sebagai sesuatu yang tidak operasional atau sesuatu bersifat
abstrak atau sesuatu yang ideal sebagai lawan dari sesuatu yang nyata dan
dikerjakan dalam dunia nyata. Makna teori diasosiasi dengan dengan apa yang
diharapkan atau apa yang seharusnya dilakukan dlam kehidupan senyatanya dan
tidak bersifat praktis.
Teori adalah seperangkat konsep,
devinisi dan proposisi yang saling berkaitan secara sistematis yang diajukan
untuk menjelaskan untuk memprediksi fenomenia atau fakta. Teori akan berisi
pernyataan-pernyataan asumsi dan hopotesis. Proposisi adalah pernyataan tentang
hubungan teoritis konsep-konsep yang diteorikan. Konsep adalah makna atau
karakteristik yang berkaitan dengan kejadian, objek, kondisi, atau perilaku.
Dari pengertian diatas, tujuan teori
adalah menjelaskan dan memprediksi. Menjelaskan
berarti menganalisis dan memberi alasan mengapa fenomena atau fakta seperti
yang diamati. Bila pengertian diatas diterapkan untuk akuntansi, teori
akuntansi sering dimaksudkan sebagai sains yang berdiri sendiri yang menjadi
sumber atau induk pengetahuan dan praktik akuntansi. Teori akuntansi berisi
keseluruhan analisis dan komponen-komponennya yang menjadi sumber acuan untuk
menjelaskan dan memprediksi gejala-gejala atau peristiwa dalam akuntansi.
Dengan demikian status teori akuntansi akan menjadi sains setara dengan
pengertian teori dalam astronomi, ekonomika, fisika, biologi, dan sebagainya.
Karena teori akuntansi disetarakan
dengan sains, apa yang dibahas dan dihasilakn oleh teori ini harus memenuhi
kriteria sains yaitu bebas nilai, koheren, universal, dan dapat diuji atau
diverifikasi secara empiris.
·
Teori
Akuntansi Sebagai Penalaran Logis
Teori dapat pula
diartikan sebagai suatu penalaran logis (logical
reasoning) yang melandasi praktik (berupa tindakan, kebijakan, atau paraturan)
dalam kehidupan nyata. Penalaran logis berisi asumsi, dasar pikiran, konsep,
dan argumen yang saling berkaitan dan yang membenuk suatu rerangka pikir yang
logis. Bila diterapkan untuk akuntansi, teori akuntansi sering dimaksudkan
sebagai suatu penalaran logis yang memberikan penjelasan dan alasan tentang
perlakuan akuntansi tertentu (baik menurut standar akuntansi atau menurut
tradisi) dan tentang struktur akuntansi yang berlaku dalam suatu wilayah
tertentu. Teori akuntansi membahas proses pemikiran atau penalaran untuk
menjelaskan kelayakan prinsip atau praktik akuntansi tertentu yang sudah
berjalan atau untuk memberi landasan konseptual dalam penentuan standar atau
praktik yang baru. Pengertian ini sesuai dengan pengertian teori yang
didefinisikan oleh Hendriksen.
Paton dan Littleton mengemukakan bahwa
tujuan teori akuntansi adalah menyediakan gagasan-gagasan mendasar (fundamental ideas) yang menjadi basis
atau fundasi dalam proses perekayasaan pelaporan keuangan. Bila akuntansi
dipandang sebagai teknologi, teori akuntansi dapat dipandang sebagai penjelasan
atau pemikiran untuk menentukan apa dan
bagaimana cara terbaik untuk
memperlakukan (mendefinisikan, mengukur, mengakui, dan menyajikan) suatu objek
akuntansi.
Teori
akuntansi merupakan penalaran logis (logical
reasoning), gagasan-gagasan mendasar fundamental
ideas), atau gagasan-gagasan yang berkaitan dan konsisten interelated and internally consistent ideas)
yang semuanya dapat disebut sebagai penalaran logis saja. Karena akuntansi
diperlakukan sebagai teknologi, proses penalaran logis tersebut dapat disebut
sebagai perekayasaan. Hasil
perekayasaan dalam hal ini dapat berupa seperangkat prinsip umum (a set of broad principle), seperangkat
doktrin (a body of doctrine), atau
suatu struktur/ rerengka konsep-konsep yang terpadu (a structure or scheme of interrelated ideas). Prinsip umum,
doktrin, atau rerangka tersebut berfungsi untuk :
·
Acuan pengevaluasian
praktik akuntansi yang berjalan (a frame
of reference by which accounting practice can be evaluated).
·
Pengarah pengembangan
praktik dan prosedur akuntansi baru (a
guide the development of new practices and procedures).
·
Basis penurunan standar
akuntansi (expressed in the form of
standards).
·
Titik tolak pengujian
dan perbaikan praktik berjalan (to test
and improve present practices)
·
Pedoman pemecahan
masalah potensial (a guide to the
solution to those new problems).
Proses penalaran logis untuk akuntansi
diwujudkan dalam bentuk perekayasaan pelaporan keuangan. Perekayasaan akuntansi
(pelaporan keuangan) menghasilkan suatu rerangka konseptual. Fungsinya adalah
untuk mengevaluasi atau membenarkan dan untuk mempengaruhi atau mengembangkan
praktik akuntansi. Secara diagramatis, pengertian teori akuntansi sebagai penalaran
logis dan hubungannya dengan praktik akuntansi dapat dilihat pada gambar 1.4
berikut.
Gambar
1.4
Hubungan Penalaran
Logis dan Praktik Akuntansi
Penalaran
logis melalui
proses perekayasaan
|
Rerangka
Konseptual (a set of broad principles, a
body of doctrine, atau
a structure of interrelated ideas)
|
mengevaluasi dan
mempengaruhi dan
membenarkan mengembangkan
Praktik
Akuntansi
|
Praktik
Akuntansi
|
berjalan masa datang
Dalam gambar tersebut, pengertian mengevaluasi dan membenarkan adalah
bahwa penalaran logis dapat digunakan untuk memberi jawaban mengapa praktik
yang terjadi seperti yang sekarang berjalan dan mengapa bukan yang lain. Mempengaruhi dan mengembangkan berarti
bahwa kalau ada suatu masalah akuntansi dalam praktik yang perlakuannya belum
diatur dalam suatu standar resmi (misalnya masalah pengukuran dan penyajian)
maka pemecahannya dapat dilakukan oleh akuntan praktik dengan menggunakan
penalaran logis.
Penalaran logis disini harus dibedakan
dengan penalaran atau penjelasan ilmiah sebagaimana dijelaskan sebelumnya.
Teori akuntansi sebagai sains juga memerlukan penalaran logis tetapi penalaran
ilmiah tersebut bersifat universal dan objektif dn tidak dipengaruhi oleh
tujuan-tujuan dan kebijakan khusus yang berlaku dalam suatu lingkungan.
Penalaran logis dalam akuntansi seringkali digunakan untuk membenarkan suatu
praktik atau perlakuan tertentu dengan maksud untuk "memaksakan” praktik
atau perlakuan tersebut dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Penalaran
semacam ini tentu saja tidak dapat lepas dari pengaruh kebijakan politis,
ekonomik, maupun sosial untuk mencapai tujuan tertentu. Itulah sebabnya
penalaran dalam akuntansi lebih tepat untuk disebut sebagai justification daripada explanation.
·
Perspektif
Teori Akuntansi
Bila akuntansi diperlakukan sebagai
sains, teori akuntansi akan merupakan penjelasan ilmiah. Bila akuntansi
diperlakukan sebagai teknologi, teori akuntansi diartikan sebagai penalaran
logis. Manapun perlakuan yang dipakai, teori akuntansi akan berisi pernyataan-pernyataan
yang berupa baik penjelasan ataupun pembenaran tentang suatu fenomena atau
perlakuan akuntansi. Contohnya adanya bermacam metoda akuntansi, penggunaan
sistem berpasangan (debit-kredit), keharusan menyusun statemen aliran kas, dan
adanya reaksi pasar modal terhadap penerbitan informasi laba. Teori akuntansi
juga sering dikelompokkan atas dasar perspektif lain menurut tujuan atau
penekanan pembahasan.
·
Aspek
Sasaran Teknologi
Aspek sasaran (goal) ini mendasari pembedaan teori akuntansi menjadi teori
akuntansi positif dan normatif. Pandangan sains akan menghasilkan teori
akuntansi positif dan pandangan teknologi akan menghasilkan teori akuntansi
normatif.
Penjelasan positif berisi pernyataan
tentang sesuatu (kejadian, tindakan, atau perbuatan)seperti apa adanya sesuai
dengan fakta atau apa yang terjadi atas dasar pengamatan empiris. Penjelasa
positif diarahkan untuk memberi jawaban apakah sesuatu pernyataan itu benar
atau salah atas dasar kriteria ilmiah. Penjelasan normatif berisi pernyataan
dan penalaran untuk menilai apakah sesuatu itu baik atau buruk, relevan atau
tidak relevan dalam kaitannya dengan kebijakan ekonomik atau sosial tertentu.
Penjelasan ini diarahkan untuk mendukung atau mengasilkan kebijakan politik
sehingga bersifat pembuatan kebijakan.
Dengan pemikiran di atas, Blaug (1992)
menjelaskan bahwa teori posititf berkepentingan dengan masalah fakta (realm of fact) sedangkan teori normatif
berkepentingan dengan masalah nilai (realm
of values). Selanjutnya Blaug memisahkan kedua teori tersebut dengan
kata-kata kunci pembeda yang dimuat dalam gambar berikut ini :
Gambar
1.5
Aspek Sasaran Teori
Unsur pembeda Masalah fakta Masalah
nilai
Sasaran pemaparan positive normative
Bentuk pernyataan is ought/should
Bahan pertimbangan facts values
Dasar penyimpulan objective/empirical subjective/reasoning
Nada pernyataan descriptive perspective
Metoda pengujian validitas science art
Kriteria
penerimaan teori true/false good/bad
Atas
dasar perbedaan aspek diatas, sasaran teori skuntansi positif adalah
menghasilkan penjelasan tentang apa yang nyatanya terjadi secara objektif tanpa
dilandasi oleh pertimbangan nilai (value-judgment). Misalnya, teori
akuntansi positif berusaha untuk menjelaskan fakta (facts) bahwa sekelompok perusahaan memilih metoda MPKP (FIFO) sementara kelompok yang lain
memilih MTKP (LIFO). Teori akuntansi
positif berusaha menentukan apakah hipotesis tersebut benar atau salah dengan
menggunakan metoda ilmiah (science) atas
dasar pengamatan data yang nyatanya terjadi (objective).
Bila hipotesis terbukti, penjelasan diwujudkan dalam bentuk pernyataan
misalnya bahwa perusahaan yang memilih MPKP adalah (is) perusahaan pemanufakturan. Karena tujuan teori positif adalah
mendeskripsi (bersifat descriptive),
teori akuntansi tidak berkepentingan untuk menilai apakah metoda MPKP lebih
baik atau lebih bermanfaat dari pada metoda MTKP.
Sedangkan
sasaran teori akuntansi normatif adalah menghasilkan penjelasan atau penalaran
mengapa perlakuan akuntansi tertentu lebih baik atau lebih efektif daripada
perlakuan akuntansi alternatif karena tujuan akuntansi tertentu harus dicapai.
Misalnya, teori akuntansi normatif berusaha untuk menjawab apakah akuntansi kos
historis (historical cost accounting) lebih
baik daripada akuntansi kos sekarang (current
cost accounting) untuk mencapai tujuan akuntansi. Hasil akhir teori
akuntansi normatif adalah suatu pernyataan atau proposal yang menganjurkan
tindakan tertentu (perspective). Teori
akuntansi positif sering diklasifikasikan sebagai toeri formal dan teori
normatif sebagai teori non-formal.
Jadi,
perbedaan teori akuntansi positif dan normatif timbul akibat perbedaan sasaran
teori dan bidang masalah (realm) yang
menjadi perhatian masing-masing teori. Gambar 1.6 berikut adalah contoh
pertanyaan yang membentuk bidang masalah untuk membedakan kedua teori tersebut.
Gambar
1.6
Contoh Pertanyaan
Positif dan Normatif
Bidang masalah teori positif
|
Bidang masalah teori normatif
|
1.
Mengapa perseroan
terbatas sebagai bentuk perusahaan tetap bertahan sampai saat ini ?
2.
Apakah laba akuntansi
mengandung informasi sehingga ditanggapi oleh pasar modal pada saat diumumkan
?
3.
Mengapa perusahaan
besar cenderung memilih metoda akuntansi yang menurunkan laba ?
4.
Faktor apa saja yang
mendorong perusahaan mengungkapkan informasi tambahan (disclosures) secara suka rela ?
5.
Dalam kondisi apa
manajemen laba (earnings management) terjadi
dalam perusahaan ?
6.
Adakah hubungan
antara rasio keuangan dengan harga saham ?
7.
Apakah informasi
aliran kas mempunyai kandungan informasi (bermanfaat) ?
8.
Faktor apa saja yang
menentukan perusahaan minyak dan gas bumi memilih metoda kos penuh (full cost) untuk
mempertanggungjelaskan kos eksplorasi ?
9.
Mengapa para auditor
menggunakan istilah beban untuk expense dalam laporan keuangan
auditnya.
10.
Apakah dampak
reformasi pajak terhadap tingkat investasi dalam aset tetap produktif ?
|
1.
Konsep entitas mana
yang harus digunakan ?
2.
Apakah rugi selisih
kurs dikapitalisasi atau dibiayakan ?
3.
Apakah kriteria untuk
mengakui pendapatan ?
4.
Kapan suatu sewa guna
harus dikapitalisasi ?
5.
Atas dasar apa
sediaan barang harus dinilai dan dicantumkan dslsm neraca ?
6.
Elemen-elemen apa
saja yang harus dilaporkan dalam seperangkat statemen keuangan yang lengkap ?
7.
Bagaimana perubahan
harga diperhitungkan dan disajikan dalam statemen keuangan ?
8.
Apakah pengertian
laba untuk tujuan pelaporan keuangan ?
9.
Pengungkapan apa saja
yang harus dimuat dalam penjelasan atau catatan atas statemen keuangan ?
10.
Bagaimana pengaruh
perubahan akuntansi sebaiknya disajikan dalam statemen keuangan ?
11.
Tepatkah istilah beban untuk expense dan biaya atau harga pokok untuk cost ?
12.
Dapatkah bunga utang
pendanaan pembangunan gedung dikapitalisasi ?
|
·
Aspek
Tataran Semiotika
Akuntansi berkepentingan dengan
penyediaan dan penyampaian informasi sebagai sarana komunikasi bisnis sehingga
akuntansi dapat disebut sebagai bahasa bisnis (the language of business). Semiotika merupakan bidang kajian yang
membahas teori umum tentang tanda-tanda (signs)
dan simbol-simbol dalam bidang linguistika. Sebagai teori umum dalam
penyimbolan informasi, semiotika membahas tiga pertanyaan pokok yang berkaitan
dengan simbol informasi, yaitu :
1. Apakah
simbol tersebut logis (masuk akal) ?
2. Apa
makna yang dikandung oleh simbol ?
3. Apakah
ungkapan tersebut mempunyai efek (pengaruh)
terhadap penerima ?
Pokok masalah di atas membentuk tiga
tataran (level) semiotika yaitu sintaktika, semantika, dan pragmatika. Sintaktika menelaah logika dan kaidah
bahasa yaitu hubungan logis di antara tanda-tanda atau simbol-simbol bahasa. Semantika menelaah hubungan antara tanda
atau simbol dan dunia kenyataan (fakta) yang disimbolkannya. Pragmatika membahas dan menguji apakah
komunikasi efektif dengan mempelajari ada tidaknya perubahan perilaku penerima.
Moeliono (1989) memberi ciri tiap tataran semiotika dalam teori komunikasi
dalam Gambar 1.7 berikut :
Gambar
1.7
Tataran Semiotika dalam
Teori Komunikas
Tataran
|
Sasaran Bahasa
|
Penekanan Komunikasi
|
Kandungan pesan
|
Sintaktika
Semantika
Pragmatika
|
Aspek formal tanda bahasa (kosa kata, tata bahasa)
Aspek isi tanda bahasa
(makna)
Keefektifan tanda bahasa
(efektif komunikatif)
|
Operasional
Penafsiran, pelembagaan
Fungsional, pemengaruhan
|
Informasi Sintatik
Informasi semantik
Informasi Pragmatik
|
Akuntansi keuangan yang dikenal luas
sekarang ini dikembangkan atau direkayasa atas dasar premis bahwa investor dan
kreditor adalah pihak yang dituju informasi. Karena perilaku investor dan
kreditor menjadi sasaran pemengaruhan, pesan yang ingin disampaikan mengenai
perusahaan adalah misalnya likuiditas, solvensi, dan profitabilitas. Atas dasar
analogi tataran semiotikadi atas, model komunikasi bisnis dengan akuntansi
sebagai bahasanya dapat dilukiskan dalam Gambar 1.8 di bawah ini :
Gambar
1.8
Akuntansi Sebagai Bahasa Bisnis dalam
Teori Komunikasi
Keputusan/
Tindakan
|
Kegiatan
perusahaan
|
realitas (real
world) menjual saham obligasi
Likuiditas
Solvensi
profitabilitas
|
Reaksi
terhadap Pesan Informasi
|
Semantik:
Bagaimana
Menyimbolkan ?
Pesan Statemen Keuangan
Aset
=
Kewajiban
+ Ekuitas
|
Perekayasa
Yang
Dituju oleh
Akuntansi Informasi
Investor
dan Kreditor
Dunia abstrak (abstrak world)
Sintaktik/Struktural:
Bagaimana diukur dan disajikan
Pemahaman teori akuntansi dapat dicapai
dengan mengidentifikasi teori akuntansi atas dasar tataran semiotika di atas.
Gambar 1.8 menunjukkan bahwa perekayasa akuntansi berteori pada tiga tatatan
yaitu : semantik, sintaktik, dan pragmatik. Uraian berikut membahas
karakteristik tiap bidang teori akuntansi ini.
·
Teori Akuntansi Semantik
Teori akuntansi semantik menekankan
pembahasan pada masalah penyimbolan dunia nyata atau realitas (kegiatan
perusahaan) kedalam tanda-tanda bahasa akuntansi (elemen statemen keuangan)
sehingga orang dapat membayangkan kegiatan fisis perusahaan tanpa harus secara
langsung menyaksikan kegiatan tersebut. Teori ini berusaha untuk menjawab apakah elemen-elemen statemen
keuangan benar-benar merepresentasi apa yang memang dimaksud dan untuk
menyakinkan bahwa makna yang terkandung dalam simbol pelaporan tidak disalah
artikan oleh pemakai. Teori ini berusaha untuk menemukan dan merumuskan
makna-makna penting pelaporan keuangan. Oleh karena itu, teori ini banyak
membahas pendefinisian makna elemen (objek), pengidentifikasian atribut atau
karekteristik elemen sebagai bahan pendefinisian, dan penentuan jumlah rupiah
(pengukuran) elemen sebagai salah satu atribut.
Pendefinisian merupakan langkah penting
dalam teori semantik karena kesalahan pemaknaan mempunyai implikasi penting
dalam pengoperasian akuntansi, misalnya, dalam pendefinisian aset, penguasaan (control) bukanya pemilikan (ownership) yang dijadikan kriteria
karena kalau pemilikan menjadi kriteria aset akan banyak objek yang tidak masuk sebagai aset,
pendefinisian dan pemaknaan laba bersih (net
income) juga menjadi perhatian penting teori ini karena akuntansi berusaha
untuk melekatkan makna laba akuntansi agar mendekati konsep laba ekonomik,
juga, teori ini menjelaskan bahwa laba (earnings)
atas dasar asas akrual merupakan indikator kemampuan mendatangkan kas dimasa
datang laba bukan sekadar menaikan kas dalam suatu perioda.
Secara konseptual, informasi akuntansi
dalam laporan terefleksi dalam tiga unsur yaitu elemen (objek) yang
menyimbolkan kegiatan, jumlah rupiah sebagai pengukur (size), dan hubungan (relationship)
antarelemen. Objek pengukur, dan hubungan itulah yang membentuk makna yang
akhirnya menjadi informasi. Dengan kata
lain, hubungan antar elemen merupakan informasi semantik. Informasi semantik
dalam pelaporan keuangan antara lain adalah likuiditas,solvensi,
profitabilitas, dan efisiensi. Jadi, teori akuntansi semantik berkepentingan
dengan pelambangan dan penafsiran objek akuntansi untuk menghasilkan informasi
semantik yang bermakna bagi pemakai pelaporan. Agar komunikasi akuntansi
efektif, penyampaian informasi semantik ( makna suatu objek) tidak dapat
dipisahkan dengan informasi sintaktik (struktur akuntansi).
·
Teori
Akutansi Sintaktik
Teori
akuntansi sintaktik adalah teori yang berorientasi untuk membahas
masalah-masalah tentang bagaimana kegiatan-kegiatan perusahaan yang telah
disimbolkan secara semantik dalam elemen-elemen keuangan dapat diwujudkan dalam
bentuk statemen keuangan. Simbol-simbol tersebut (misalnya aset, utang, pendapatan,
dan lainya) harus berkaitan secara logis sehingga informasi semantik dapat
dikandung dalam statemen keuangan. Cakupan teori akuntansi sintaktik lebih luas
dari sekadar menentukan hubungan sruktural antarelemen statemen keuangan. Teori
sintaktik meliputi pula hubungan antar unsur-unsur yang membentuk struktur
pelaporan keuangan atau struktur akuntansi dalam suatu negara yaitu manajemen,
entitas pelaporan (pelaporan), pemakai informasi, sistem akuntansi, dan pedoman
penyusunan laporan (prinsip akuntansi berterima umum atau generally accepted accounting principles).
·
Teori
Akuntansi Pragmatik
Teori
akuntansi pragmatik memusatkan perhatiannya pada pengaruh informasi terhadap perubahan perilaku pemakai
laporan. dengan kata lain, teori ini membahas reaksi pihak yang dituju dan
diinterprestasi dengan tepat merupakan masalah dalam keefektifan komunikasi.
Apakah akhirnya pihak yang dituju informasi memakai informasi tersebut untuk
dasar pengambilan keputusan merupakan masalah kebermanfaatan (usefulnees) informasi. Pada
gilirannya,kebermanfaatan informasi akan menentukan keefektifan pencapaian
tujuan pelaporan keuangan.dalam mengukur kebermanfaatan informasi laba (earnings), lev (1989) megidentifikasi
konsep manfaat informasi sebagai berikut:
The approach used the returnslernings
researceh pioneers to evaluate the usefulnees of earnings to investors was to
equate usefulnees with aktual use: if individuals act as a specific information
item, then such information can be considered useful.
Suatu pesan atau kejadian ( misalnya
pengumuman laba) dikatakan mengandung informasi kalau pesan tersebut
menyebabkan perubahan keyakinan penerima (pasar modal) dan memicu tindakan
tertentu (misalnya terrefleksi dalam perubahan harga atau valuma saham di pasar
modal). Apabila tindaka tersebut dapat diyakini sebagai akibat informasi dalam
pesan tersebut, dapat dikatakan informasi tersebut bermanfaat. Dalam hal ini,
perubahan harga atau valuma saham yang diamati memberi bukti adanya
kebermanfaatan informasi.
Jadi, informasi akuntansi dikatakan
bermanfaat apabila informasi tersebut benar-benar atau seakan-akan diguankan
dalam pengambilan keputusan oleh pemakai yang dituju. Hal ini ditujukkan dengan
adanya asosiasi antara akuntansi atau peristiwa (event) dengan return (return)
, harga atau valuma saham dipasar modal. Gambar 1.9 menjelaskan sasaran teori
pragmatik dalam menguji kebermafaatan informasi akuntansi.
Gambar 1.9
Kebermenfaatan Informasi Akuntansi
dalam Teori Pragmatik
Pemakai/
Merefleksi
Pelaku pasar perubahan perilaku
Informasi
Model Return, harga,
akuntansi atau pengambilan keputusan atau voluma
peristiwa
saham
pasar
modal
Asosiasi mengindikasi
kebermanfaatan
Teori pragmatik membahas dalam hal dan
masalah yang berkaitan dengan pengujian kebermanfaatan informasi baik dalam
konteks pelaporan keuangan eksternal maupun manajerial. Perusahaan perilaku yang diharapkan terjadi akibat
informasi akuntansi tertentu merupakan bahan kajian teori ini. Teori pragmatik
akan banyak berisi pengujian-pengujian teori tentang hubungan antara variabel
akuntansi dengan variabel perubahan atau perbedaan perilaku pemakai. Subjek
atau pemakai yang diukur perilakunya dapat berupa para akuntan, perilaku pasar
modal, manajer, dan auditor. Yang dapat menjadi indikator perubahan perilaku
antara lain perubahan harga saham, valuma saham, kinerja manajer, kinerja
karyawan, kinerja perusahaan, dan perdesaan pemilihan metoda akuntansi.
Pengujian semacam itu melibatkan pengamatan terhadap apa yang nyatanya terjadi
( data empiris) dan memerlukan metoda pengujian tertentu (biasanya metoda
ilmiah). Dari semi semiotik, variaabel
akuntansi merupakan tanda bahasa, perubahan perilaku merupakan bukti
pemengaruhan, dan kebermanfaatan merupakan informasi pragmatik.
·
Aspek
Pendekatan Penalaran
Telah disebut sebelumnya bahwa teori
akuntansi dapat diartikan sebagai penalaran logis yang memberikan penjelasan
dan alasan tentang perlakuan akuntansi tertentu. penjelasan ilmiah juga
memerlukan suatu penalaran logis. Penalaran adalah proses berfikir logis dan
sistematis untuk membentuk dan megevaluasi suatu keyakinan (belief) terhadap suatu penyataan atau penjelasan. Peranan logis
sangat penting dalam penalaran. Pernyataan dapat berupa teori tentang suatu
kejadian alam atau sosial. Teori (penjelasan) yang disusun dengan penalaran
yang baik akan mempunyai validitas yang tinggi. Penalaran mempunyai peran
penting dalam rangka menerima atau menolak kebenaran (validitas) suatu teori.
Proses penyimpulan yang menghasilkan pernyataan atau penjelasan sebagai teori
dapat bersifat deduktif maupun induktif.
·
Penalaran
Deduktif
Penalaran
deduktif adalah proses penyimpulan yang berawal dari suatu pernyataan umum yang
disepakati (disebut premis) ke pernyataan khusus sebagai simpulan (konklusi).
Pernyataan umum yang disepakati dan menjadi basis penalaran dapat berasal dari
teori, prinsip, konsep, doktrin, atau norma yang dianggap benar, baik, atau
relevan dalam kaitannya dengan tujuan penyimpulan dan situasi khusus yang dibahas.
Oleh karena itu, pernyataan umum tersebut dapat saja memuat nilai-nilai etika,
moral, ideologi, keyakinan, atau budaya.
Penalaran deduktif dalam akuntansi digunakan
untuk memberi penjelasan dan dukungan terhadap kelayakan suatu pernyataan
akuntansi. Misalnya akuntansi menyajikan aset sebesar kos historis karena
akuntansi menganut konsep kontinuitas usaha. Dengan konsep ini, fungsi neraca
adalah untuk menunjukkan nilai jual sehingga kos historis merupakan pengukur
yang paling tepat. Menganut konsep kontinuitas usaha merupakan premis sedangkan
penilaian aset atas dasar kos historis merupakan konklusi.
·
Penalaran
Induktif
Penalaran induktif merupakan kebalikan dari
penalaran ini berawal dari suatu pernyatan atau keadaan yang khusus dan
berakhir dengan pernyataan umum yang merupakan generalisasi (perampatan) dari
keadaan khusus tersebut.
Berbeda dengan penalaran deduktif, hubungan
antara premis dan konklusi dalam penalaran induktif tidak langsung dan tidak
sekuat hubungan dalam penalaran deduktif. Dalam penalaran induktif, kebenaran
premis menjadi kebenaran konklusi asal penalarannya logis. Dalam penalaran
induktif, kebenaran premis tidak selalu menjadi kebenaran konklusi yang
bersifat perampatan atau generalisasi. Kebenaran konklusi hanya dapat dijamin
dengan tingkat keyakinan (confidence
level atau coefficient) tertentu,
misalnya 95% atau 99%.
Penalaran induktif dalam akuntansi pada
umumnya digunakan untuk menghasilkan pernyataan umum yang menjadi penjelasan
(teori) terhadap gejala akuntansi tertentu. pernyataan- pernyataan umum
tersebut biasanya berasal dari hipotesis yang diajukan dan diuji dalam suatu
penelitian empiris. Hipotesis merupakan generalisasi yang dituju oleh penelitian akuntansi. Bila bukti empiris
(atas dasar pengamatan terhadap sampel) konsisten dengan atau mendukung
generalisasi tersebut maka dapat dikatakan bahwa generalisasi tersebut menjadi
teori yang valid dan mempunyai daya prediksi yang tinggi.
Contoh berikut menunjukkan aplikasi
penalaran induktif: “ Pengamatan menunjukkan bahwa voluma saham beberapa
perusahaan yang dijual-belikan beberapa hari setelah penerbitan statemen
keuangan meningkat dengan tajam. Oleh karena itu, dapat disimpulkan dengan
tingkat keyakinan tertentu bahwa informasi akuntansi bermanfaat bagi investor
dipasar modal. “ pengamatan beberapa
perusahaan merupakan suatu keadaan khusus yang menjadi premis sedangkan
pernyataan bahwa informasi bermanfaat merupakan generalisasi. Secara statistis,
generalisasi berarti menyimpulkan karakteristik populasi atas dasar
karakteristik sampel melalui pengujian statistis.
Pada praktiknya, penalaran induktif
dalam akuntansi tidak dapat dilaksanakan terpisah dengan penalaran deduktif
atau sebaliknya. Kedua penalaran tersebut saling berkaitan. Premis dalam
penalaran deduktif, misalnya, dapat merupakan hasil dari suatu penalaran
induktif. Demikian juga, proposisi-proposisi akuntansi yang diajukan dalam
penelitian biasanya diturunkan dengan penalaran deduktif.
Bila dikaitkan dengan perspektif teori yang
lain, teori akuntansi normatif biasanya penalaran deduktif sedangkan teori
akuntansi positif biasanya berbasis penalaran induktif. Secara umum dapat
dikatakan bahwa teori akuntansi sebagai penalaran logis bersifat normatif, sintaktik, semantik,
dan deduktif sementara teori akuntansi sebagai sains bersifat positif, pragmatik,
dan induktif.
Gambar
1.10 berikut melukiskan hubungan berbagai jenis perspektif teori akuntansi
Gambar
1.10
Orientasi Teori Akuntansi Atas Dasar
Perspektif
normatif–deduktif positif-induktif
sintaktik
pragmatik
semantik
·
Verifikasi
Teori Akuntansi
Agar menyakinkan, suatu teori harus benar
(valid). Verifikasi teori merupakan prrosedur untuk menetukan apakah suatu
teori valid atau tidak. Pendekatan untuk mengevaluasi validitas teori
tergantung pada sasaran dan tataran teori yang diverifikasi. Teori akuntansi
normatif dievaluasi validitasnya atas dasar penalaran logis (logicial reasoning) yang melandasi
teori yang diajukan. Teori normatif dikembangkan atas dasar kesepakatan
terhadap asumsi atau tujuan kemudian diturunkan suatu kaidah atau prinsip akuntansi
tertentu. validitas dapat dinilai dengan menentukan apakah asumsi-asumsi yang
digunakan masuk akal (reasoniable).
Karena normatif tidak bebas nilai, penerimaan asumsi oleh pihak yang terlibat
dalam penurunan prinsip (konklusi) juga menjadi bagian dari kriteria validitas
teori. Walaupun demikian, kriteria ini sering bersifat subjektif. Oleh karena
itu, penerimaan suatu asumsi juga harus didukung dengan penalaran logis
sehingga asumsi tersebut tetap masuk akal serta ketidaksetujuan terhadapnya
masih tetap dapat dievaluasi atau ukur implikasinya. Penalaran logis menjadi
kriteria validitas karena teori normatif dalam banyak hal tidak atau belum
menghasilkan fakta atau observasi untuk mendukungnya. Sering dikatakan bahwa
teori normatif tidak mempunyai muatan emperis (empirical content).
Teori akuntansi positif dinilai
validitasnya biasanya atas dasar kesesuaian teori dengan fakta atau apa yang
nyatanya terjadi. Menentukan fakta melibatkan observasi secara objektif. Pada
umumnya, observasi objektif dapat dicapai melalui penelitian dengan metoda
ilmiah. Penelitian empiris biasanya didasarkan atas pengamatan terbatas
(sampel) untuk menguji teori secara statistis. Karena teori akuntansi positif
bebas nilai,verifikasi dibatasi pada apa yang nyatanya dipraktikan tetapi tidak
diarahkan untuk menentukan apakah teori tersebut baik atau tidak apabila
dijadikan basis untuk menentukan kebijakan. Sebagai contoh, teori positif
menyatakan dan memprediksi bahwa praktisi akan banyak menggunakan istilah beban
karena standar akuntansi menggunakan istiah tersebut. Bahwa observasi empiris
memverifikasi pernyataan tersebut menjadikan teori tersebut valid tetapi tidak
dapat disimpulkan bahwa penggunaan istilah beban itu sendiri valid (benar).
Validitas istilah hanya dapat diverifikasi secara normatif.
maaf.. gak bsa d download dlam bntuk doc yaa? soalnya gak klihatan bagannya
BalasHapus