Kamis, 20 Maret 2014

Teori Akuntansi



TUGAS TEORI AKUNTANSI
BAB I
PENGERTIAN TEORI AKUNTANSI





Disusun oleh: Kelompok 1

Fathonah Jamil      : 10 62201 190     
Hanik Hidayah       : 10 62201 201
                        Mulia Wahyuni       : 10 62201 362
                        Oktoberita              : 1062201 184


JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS LANCANG KUNING PEKANBARU
TAHUN AJARAN 2012/2013



BAB I
PENGERTIAN TEORI AKUNTANSI
·         Arti Penting Teori Akuntansi
         Teori akuntansi merupakan bagian penting dari praktik. Pemahamannya oleh praktisi dan penyususn standar akan sangat mendorong pengembangan serta perbaikan menuju praktik yang sehat. Teori akuntansi menjadi landasan untuk memecahkan masalah-masalah akuntansi secara beralasan atau bernalar yang secara etis dan ilmiah dapat dipertanggungjawabkan.
         Taktik cerdik memang memadai untuk menangani masalah yang sederhana. Untuk masalah-masalah yang kompleks dan berimplikasi luas, pemecahan masalah akan semakin bergantung pada kearifan (wisdoms) dan tilikan (insights) yng terkandung dalam teori yang sehat. Dengan teori, orang melihat masalah dengan perspektif yang lebih luas dan bebas dari hal-hal yang teknis dan rinci.
         Pemecahan masalah akuntansi dengan taktik cerdik atas dasar pengalamn saja dapat disamakan dengan pemecahan masalah dengan coba-coba atau coba dan ralat (trial and error). Praktik akuntansi yang baik dan maju tidak dapat dicapai tanpa suatu teori baik yang melandasinya. Wrigth menggambarkan arti pentingnya teori sebagai penerang terhadap praktik seperti berikut :
“ A wiser man realizes that sound practise is dependent upon sound theory. He avails himself of the deep insight which science gives. He applies the theory evolved from the experimentation of other men. To him theory is a torch thaat casts upon practise the illumination of principles.”
·         Pengembangan Akuntansi
         Seperangkat pengetahuan akuntansi (accounting body of knowlwdge) dapat di pandang dari dua sisi pengertian yaitu sebagai pengetahuan profesi (keahlian) yang dipraktikan di dunia nyata dan sekaligus sebagai suatu disiplin pengetahuan yang diajarkan di perguruan tinggi. Dari segi profesi, akuntansi sering dipandang semata-mata sebagai serangkaian prosedur, metoda dan teknik tanpa memperhatikan teori di balikpraktik tersebut. Akuntansi dipandang sebagai pelaksanaan dan penerapan standar untuk menyususun seperangkat laporan keuangan.
         Dari segi lain, sebagai objek pengetahuan diperguruan tinggi, akademisi memandang akuntansi sebagai dua bidang kajian yaitu bidang praktik dan teori. Bidang praktik berkepentingan dengan masalah bagaimana praktik dijalankan sesuai dengan PABU. Bidang teori berkepentingan dengan penjelasan, deskripsi, dan argumen yang dianggap melandasi praktik akuntansi yang semuanya dicakup dalam suatu pengetahuan yang disebut dengan teori akuntansi. Pendidik akuntansi berperan untuk menjembatani praktik dengan teori akuntansi sehingga praktik akuntansi selalu berkembang menuju keadaan yang lebih baik.
·         Peran Riset Akuntansi
         Dalam dua dasawarsa terakhir, ada kecenderungan bahwa akademisi berusaha lebih jauh untuk membawa akuntansi menjadi suatu ilmu pengetahuan ilmiah atau sains (science) yang makin menjauh antara dunia praktik dan dunia akademik. Penempatan akuntansi sebagai sains membawa konsekuensi bahwa teori akuntansi harus bebas dari pertimbangan nilai ( value judgment) dan bersifat deskriptif. Atas dasar argumen ini, subjek atau fenomena bahasan di tingkat akademik cenderung bergeser dari apa dan bagaimana suatu kejadian atau transaksi  harus dicatatat/dilaporkan untuk mencapai tujuan ekonomik dan sosial tertentu ke apa yng nyatanya dilakukan para pelaku ekonomi (termasuk akuntan) dan mengapa mereka berbuat demikian. Permasalahan tersebut dapat dilihat bahwa hasil-hasil penelitian para akademisi kebanyakan tidak diarahkan untuk menjawab  atau memecahkan masalah aktual yang langsung dihadapi oleh para praktisi.
         Kinney menggambarkan tiga aspek penting yang saling berkaitan yang melandasi pengembangan akuntansi yaitu : riset (research), pengajaran/pendidikan (teaching), dan praktek (practise). Perkembangan akuntansi akan mengalami perkembangan yang pesat dan memuaskan apabila terjadi interaksi yang baik antara ketiga aspek diatas. Jadi, riset merupakan bagian penting dalam pengajaran akuntansi karena teori akuntansi dikembangkan agar pengetahuan akuntansi dalam praktiknya menjadi lebih baik.
·         Pengertian Teori Akuntansi
         Pengertian teori akuntansi sangat bergantung pada pengertian atau pendefinisian akuntansi sebagai suatu bidang pengetahuan. Artinya, kedudukan akuntansi dalam tatanan pengetahuan juga akan menentukan pengertian dan lingkup teori akuntansi. Banyak definisi yang diajukan oleh para ahli tentang pengertian akuntansi, berikut definisi yang dijadikan basis untuk mengenali karakteristik akuntansi :
Accounting is the body of knowledge and function concern with systematic originating, authenticating, recording, classifying, processing, summarizing, analyzing, interpreting, and supplying of debendable and significant information covering transaction and events which are, in part at least, of a financial character, required for the management and operation of an entity and for reports that have to be submitted thereon to meet fiduciary and other responsibilities.
Accounting is a service activity. Its function is to provide quantitativeinformation, primarily financialin nature, about economic entities that is intended to be useful in making economic decisions.
         Karakteristik informasi yang dihasilkan akuntansi akan sangat bergantung pada lingkungan tempat akuntansi diterapkan, akuntansi sebagai seperangkat pengetahuan tentunya akan membahas berbagai konsep dan alternatif serta implikasinya dalam berbagai kondisi lingkungan. Definisi tersebut belum memisahkan pengertian seperangkat pengetahuan dan fungsi. Pengertian pertama akan menentukan status akuntansi sedangkan pengertian kedua akan menentukan karakteristik praktik akuntansi dalam wilayah tertentu.
Akuntansi sebagai seperangkat pengetahuan adalah Seperangkat pengetahuan yang mendasari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi keuangan kantitatif unit-unit organisasi dalam suatulingkungan negara tertentu dan cara penyampaian (pelaporan) informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijalankan dasar dalam pengambilan keputusan.         
Dalam arti sempit sebagai proses, fungsi dan praktik, akuntansi didefinisikan sebagai :
Proses pengidentifikasian, pengesahan, pengukuran, pengakuan, pengklasifikasian, penggabungan, peringkasan, dan penyajian data keuangan dasar yang terjadi dari kejadian-kejadian, transaksi-transaksi, atau kegiatan operasi suatu unit organisasi dengan cara tertentu untuk menghasilkan informasi yang relevan bagi pihak yang berkepenyingan.
         Dua kata kunci penting dalam definisi tersebut adalah perekayasaan dan cara tertentu. Akuntansi mempunyai peran yang nyata kalau informasi yang dihasilkan oleh akuntansi dapat mengendalikan perilaku pengambil keputusan ekonomi untuk bertindak menuju ke suatu pencapaian tujuan sosial ekonomi negara.
                               
·         Seni, Sains, atau Teknologi
Pada awal perkembangannya, akuntansi dapat dikatakan sebagai kerajinan (art) karena orang yang akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan akuntansi harus terjun langsung dalam dunia praktik dan mengerjakan magang pada praktisi. Selanjutnya pengetahuan dan keterampilan akauntansi dapat diiedentifikasi dengan jelas sehingga membentuk seperangkat pengetahuan utuh yang dapat diajarkan melalui institusi pendidikan.
Penyebutan akuntansi sebagai seni sebenarnya dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa dalam praktiknya akuntansi melibatkan banyak pertimbangan nilai yang menuntut keahlian dan pengalaman untuk memilih perlakuan yang terbaik. Rubenstein mendeskripsi pertimbangan subjektif dalam akuntansi berikut ini:
The practitioners of our proffesiaon apply a skill acquired y long experience. Tey independently observe the fact, display uncany sense of the relevant, interpret and apply general conventions to spesific client situations and make overall judgements concerning the fairness  of economic informations.
            Jaddi kalau akuntansi dikatakan sebagi seni maka yang dimaksud adlah cara menerapkannya bukan sifatnya sebagai seperangkat pengetahuan. Kalau akuntansi bukan merupakan seni, apakah akuntansi itu merupakan ilmu atau sains? Sangat sulit mendevinisikan pengertian sains dengan tuntas dan memuaskan. Namun, sifat-sifat sains dapat diidentifikasi untuk dijadikan kriteria apakah seperangkat pengetahuan dapat dimasukkan sebagai sains.
            Ilmu adalah pengertahuan yang berisi penjelasan tentang gejala alam atau sosial yang bebas dari pertimbangan nilai karena harus mendeskripasikan  gejala tersebut seperti apa adanya. Arti bebas disini bahwa nilai sainstidak dibangun untuk mencapai tujuan ekonomik atau sosial tertentu sehingga sains tidak diarahkan untuk menghasilkan kebijakan.
            Penjelasan biasanya dinyatakan dalam pernyataan-pernyataan logis dalam bentuk aksioma, proposisi, prinsip umum, atau hipotesis yang validitasnya harus diuji secara empiris melalui metoda ilmiah. Kumpulan pernyataan-pernyataan tersebut beserta argumen-argumen sebagai penalaran akan membentuk teori dalam bidang pengetahuan bersangkutan. Oleh karena itu kegiatan dan tujuan ilmiah dalam membangun ilmu diarahkan untuk menguji dan menetapkan kebenaran suatu penjelasan. Untuk memasukka seperangkat pengetahuan sebagai sains, beberapa syarat atau sifat harus dipenuhi. Eichner mengajukan salah satu sifat sains sebagai berikut:
Science unlike metaphysics, applies rules to test the truth of ideas...representing a body of knowladge which grows cummulatively over time and which has something of value to teach men and women of practical affairs.
Selain syarat bebas nilai, Suriasumantri (juga Eichner) menyebutkan kriteria penting untuk menguji validitas pernyataan-pernyataan sebagai seperangkat pengetahuan agar pengetahuan tersebut dapat disebut sebagai sains. Kriteria tersebut adalah koherensi, korespondensi, keterujian dan keuniversalan. Proses evaluasi uuntuk menetukan apakah kriteria tersebut dipenuhi disebut denganproses validasi atau konfirmasi. Proses validasi ini juga melibatkan pertimbangan, tetapi dalam sains pertimbangan dikendalikan oleh metoda atau kaidah ilmiah.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sains adalah salah astu cabang pengetahuan yang bertujuan untuk mendapatkan kebenaran atau validitas penjelasan tentang suatu fenomena dengan menerapkan metode ilmiah. Hasil akhir sains adalah penjelasan mengenai kumpulan pernyataan-pernyataan beserta argumen-argumen sebagai penjelasan yang telah tervalidasi yang secara keseluruhan membentuk teori. Teori diajukan semata-mata untuk mendapatkan penjelasan yang valid tentang suatu venomena dan bukan untuk mencapai tujuan sosial, ekonomik, atau politik tetentuatau untuk menjustifikasi suatu kebijakan atau untuk mempengaruhi perilaku.
Bila akuntansi dipandang sebagai sains, akuntasni akan banyak membahas gejala akuntansi seperti mengapa perusahaan memilih metoda akuntansi tertentu, faktor-faktor apa yang mendorong manajemen memanipulasi laba, dan apakah partisipasi dalam penyusunan anggaran memengarihi kinerja manajer divisi.
Dengan penertian diatas, seperangkat pengetahuan akuntansi sebagaimana kita pahami dewasa ini jelas tidak tepat kalau diklasifikasikan sebagai sains. Tujuan akuntansi adalah menghasilakn atau menemukan prinsip-prinsip umum untuk menjustifikassi kebijakan dalam rangka mencapai tujuan tertentu bukan untuk mencapai kebanaran penjelasan. Prinsip-prinsip umum tersebutdicari untuk menjadi dasar penetuan standar, metoda, atau teknik yang diharapkan diharapkan untuk mempengaruhi atau memperbaiki praktik. Pertimbangan dalam sains dibimbing oleh metoda ilmiah, sementara pertimbangan akuntansi dibimbing oleh kebermanfaatan dalam mencapai tujuan ekonomik sehingga prinsip umum dalam akuntansi tidak harus dapat siuji validitasnya atau bahkan tidak memerlukan pengujian validitas. Meskipun demikian penurunan prinsip umum tersebut harus tetap memenuhi kriteria koherensi.
Konsep dan prinsip umum yang dihasilkan akuntansi biasanya dikembankan dalam kajian khusus yang disebut teori akuntansi.
·         Akuntansi sebagai teknologi
Sudibyo menegaskan bahwa seni dan sains bukan merupakan dua kutub yang kontinum. Kutub yang dimaksud disini adalah status atau klasifikasi seperangkat pengetahuan dalam taksonomi atau pohon pengetahuan. Karena dua kutub tersebut bukan suatu kontinum, tidak selayaknyalah akuntansi dipandang sebagai gabungan antara seni dan sains. Kutub ataukelas yang masih terbuka untuk mengklasifikasi status akuntansi adlah teknologi.
Teknologi merupakan seperangkat pengetahuan untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dan pengrtian teknologi tidak terbatas pada teknologi fisis tetapi juga teknologi lunak. Teknologi merupakan sarana untuk memecahkan masalah nyata dalam lingkungan tertentu dan untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu teknologi bermuatan budaya dan nilai tempat teknologi berkembang atau diterapkan.
Karena akuntansi masuk dalam bidang pengetahuan teknologi, akuntansi dapat didevinisi sebagai  “rekayasa informasi dan pengendalian keuangan”. Sebagai teknologi, akuntasni dapat memanfaatkan teori-teori dan pengetahuan yang dikembangkan dlam disiplin ilmu yang lain untuk mencapai tujuan tertentu tanpa harus mengembangkan teori sendiri.
Graffikin sangat mendukung gagasan bahwa akuntansi merupakan suatu teknologi yang sangat berbeda dengan sains. Walaupun akuntansi itu sendiri tidak harus merupakan sains, tetapi sains dapat dimanfaatkan dalam akuntansi untuk menciptakan sesuatu dalam rangka mencapai kemakmuran elektronik. Akuntansi dirancang untuk memperlancar kegiatan ekonomik dan oleh karenanya akuntansi berfungsi sebagai teknologi untuk kepentingan politik. Argumen lain yang diajukan untuk tidak mengklasifikasi akuntansi sebagai sains adalah adanya keberbiasaan kebudayaan dalam pengetahuan akuntansi. Budaya merupakan salah satu faktor lingkunagn yang sangat kuat dalam mempengaruhi sistem akuntansi suatu negara. Penerapan teknologi tidak dapat lepas dari nilai suatu budaya tempat akuntansi akan diterapkan. Parrera menyatakan bahwa sainsi bersifat universal dan bebas nilai tetapi akuntansi tetap dapat menggunakan teknik-teknik ilmiah untuk kepentingan pengembangannya.
·         Perekayasaan Pelaporan Keuangan
Perekayasaan adalah proses terencana dan sistematis yang melibatkan pemikiran, penalaran, dan pertimnbangan untuk memilih dan menentukan teori, pengetahuan yang tersedia, konsep, metode, teknik serta pendekatan untuk menghjasilkan suatu produk. Perekayasaan akuntansi mengikuti proses yang sama baik pada tingkat makro maupun pada tingkat mikro. Yang dimaksud akuntansi dalam perekayasan ini adalah akuntasni dalam arti luas yaitu sebagai suatu sistem pelaporan keuangan umum yang melibatkan kebijakan umum akuntansi dalam suatu wilayah negara tertentu. Pelaporan keuangan adlah struktur dan proses tentang bagaimana informasi keuangan untuk semua unit usaha dan pemerinttahan harus disediakan dan dilaporkan dalam suatu negara untuk tujuan pengambilan keputusan ekonomik. Sudibyo menggambarkan sistem ini dalam bentuk struktur rekayasa akuntansi yang disajikan dalam Gambar 1.3 dibawah ini.
Nilai dan Tata Sosial
Nilai-nilai sosial
Tujuan-tujuan Sosial
Sistem Politik
Sistem Hukum
Lainlain


Struktur Rekayasa Akuntansi

Ilmu-ilmu Murni
Ekonomi teori
Sosiologi
Psikologi
Matematika



Ilmu-ilmu terapan
Manajemen
Matematika Terapan
Teknologi Komputer
Ekonomi Terapan
Teknologi Komunikasi
Teknologi Pengukuran
Lain-lain





 

R e k a y a s a   A k u n t a n s i
                                                                                                                                        



Dalam perekayasaan pelaporan keuangan, akuntansi memanfaatkan pengetahuan dan sains dari berbagai disiplin ilmu. Tujuan akuntansi akan menjadi kekuatan pengarah dalam merekayasa akuntansi karena tujuan tersebut akan digunakan untuk mengevaluasi kebermanfaatan dan keefektifan produk yang dihasilkan. Bila akuntansi diperlakukan sebagai teknologi, akan mudahlah untuk mendefinisikan apa yang disebut teori akuntansi.
·         Teori Akuntansi Sebagai Sains
            Teori sering diartikan sebagai sesuatu yang tidak operasional atau sesuatu bersifat abstrak atau sesuatu yang ideal sebagai lawan dari sesuatu yang nyata dan dikerjakan dalam dunia nyata. Makna teori diasosiasi dengan dengan apa yang diharapkan atau apa yang seharusnya dilakukan dlam kehidupan senyatanya dan tidak bersifat praktis.
Teori adalah seperangkat konsep, devinisi dan proposisi yang saling berkaitan secara sistematis yang diajukan untuk menjelaskan untuk memprediksi fenomenia atau fakta. Teori akan berisi pernyataan-pernyataan asumsi dan hopotesis. Proposisi adalah pernyataan tentang hubungan teoritis konsep-konsep yang diteorikan. Konsep adalah makna atau karakteristik yang berkaitan dengan kejadian, objek, kondisi, atau perilaku.
Dari pengertian diatas, tujuan teori adalah menjelaskan dan memprediksi. Menjelaskan berarti menganalisis dan memberi alasan mengapa fenomena atau fakta seperti yang diamati. Bila pengertian diatas diterapkan untuk akuntansi, teori akuntansi sering dimaksudkan sebagai sains yang berdiri sendiri yang menjadi sumber atau induk pengetahuan dan praktik akuntansi. Teori akuntansi berisi keseluruhan analisis dan komponen-komponennya yang menjadi sumber acuan untuk menjelaskan dan memprediksi gejala-gejala atau peristiwa dalam akuntansi. Dengan demikian status teori akuntansi akan menjadi sains setara dengan pengertian teori dalam astronomi, ekonomika, fisika, biologi, dan sebagainya.
Karena teori akuntansi disetarakan dengan sains, apa yang dibahas dan dihasilakn oleh teori ini harus memenuhi kriteria sains yaitu bebas nilai, koheren, universal, dan dapat diuji atau diverifikasi secara empiris.

·         Teori Akuntansi Sebagai Penalaran Logis
          Teori dapat pula diartikan sebagai suatu penalaran logis (logical reasoning) yang melandasi praktik (berupa tindakan, kebijakan, atau paraturan) dalam kehidupan nyata. Penalaran logis berisi asumsi, dasar pikiran, konsep, dan argumen yang saling berkaitan dan yang membenuk suatu rerangka pikir yang logis. Bila diterapkan untuk akuntansi, teori akuntansi sering dimaksudkan sebagai suatu penalaran logis yang memberikan penjelasan dan alasan tentang perlakuan akuntansi tertentu (baik menurut standar akuntansi atau menurut tradisi) dan tentang struktur akuntansi yang berlaku dalam suatu wilayah tertentu. Teori akuntansi membahas proses pemikiran atau penalaran untuk menjelaskan kelayakan prinsip atau praktik akuntansi tertentu yang sudah berjalan atau untuk memberi landasan konseptual dalam penentuan standar atau praktik yang baru. Pengertian ini sesuai dengan pengertian teori yang didefinisikan oleh Hendriksen.
          Paton dan Littleton mengemukakan bahwa tujuan teori akuntansi adalah menyediakan gagasan-gagasan mendasar (fundamental ideas) yang menjadi basis atau fundasi dalam proses perekayasaan pelaporan keuangan. Bila akuntansi dipandang sebagai teknologi, teori akuntansi dapat dipandang sebagai penjelasan atau pemikiran untuk menentukan apa dan bagaimana cara terbaik untuk memperlakukan (mendefinisikan, mengukur, mengakui, dan menyajikan) suatu objek akuntansi.
Teori akuntansi merupakan penalaran logis (logical reasoning), gagasan-gagasan mendasar fundamental ideas), atau gagasan-gagasan yang berkaitan dan konsisten interelated and internally consistent ideas) yang semuanya dapat disebut sebagai penalaran logis saja. Karena akuntansi diperlakukan sebagai teknologi, proses penalaran logis tersebut dapat disebut sebagai perekayasaan. Hasil perekayasaan dalam hal ini dapat berupa seperangkat prinsip umum (a set of broad principle), seperangkat doktrin (a body of doctrine), atau suatu struktur/ rerengka konsep-konsep yang terpadu (a structure or scheme of interrelated ideas). Prinsip umum, doktrin, atau rerangka tersebut berfungsi untuk :
·         Acuan pengevaluasian praktik akuntansi yang berjalan (a frame of reference by which accounting practice can be evaluated).
·         Pengarah pengembangan praktik dan prosedur akuntansi baru (a guide the development of new practices and procedures).
·         Basis penurunan standar akuntansi (expressed in the form of standards).
·         Titik tolak pengujian dan perbaikan praktik berjalan (to test and improve present practices)
·         Pedoman pemecahan masalah potensial (a guide to the solution to those new problems).
Proses penalaran logis untuk akuntansi diwujudkan dalam bentuk perekayasaan pelaporan keuangan. Perekayasaan akuntansi (pelaporan keuangan) menghasilkan suatu rerangka konseptual. Fungsinya adalah untuk mengevaluasi atau membenarkan dan untuk mempengaruhi atau mengembangkan praktik akuntansi. Secara diagramatis, pengertian teori akuntansi sebagai penalaran logis dan hubungannya dengan praktik akuntansi dapat dilihat pada gambar 1.4 berikut.
Gambar 1.4
Hubungan Penalaran Logis dan Praktik Akuntansi

Penalaran logis melalui proses perekayasaan
 
                                                                                               
Rerangka Konseptual (a set of broad principles, a body of doctrine, atau a structure of interrelated ideas)
`                                                                             dituangkan dalam bentuk                                                                                      

 


            mengevaluasi dan                                                           mempengaruhi dan
              membenarkan                                                                  mengembangkan
Praktik Akuntansi

Praktik Akuntansi
 


                            berjalan                                                           masa datang

          Dalam gambar tersebut, pengertian mengevaluasi dan membenarkan adalah bahwa penalaran logis dapat digunakan untuk memberi jawaban mengapa praktik yang terjadi seperti yang sekarang berjalan dan mengapa bukan yang lain. Mempengaruhi dan mengembangkan berarti bahwa kalau ada suatu masalah akuntansi dalam praktik yang perlakuannya belum diatur dalam suatu standar resmi (misalnya masalah pengukuran dan penyajian) maka pemecahannya dapat dilakukan oleh akuntan praktik dengan menggunakan penalaran logis.
          Penalaran logis disini harus dibedakan dengan penalaran atau penjelasan ilmiah sebagaimana dijelaskan sebelumnya. Teori akuntansi sebagai sains juga memerlukan penalaran logis tetapi penalaran ilmiah tersebut bersifat universal dan objektif dn tidak dipengaruhi oleh tujuan-tujuan dan kebijakan khusus yang berlaku dalam suatu lingkungan. Penalaran logis dalam akuntansi seringkali digunakan untuk membenarkan suatu praktik atau perlakuan tertentu dengan maksud untuk "memaksakan” praktik atau perlakuan tersebut dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Penalaran semacam ini tentu saja tidak dapat lepas dari pengaruh kebijakan politis, ekonomik, maupun sosial untuk mencapai tujuan tertentu. Itulah sebabnya penalaran dalam akuntansi lebih tepat untuk disebut sebagai justification daripada explanation.
·         Perspektif Teori Akuntansi
          Bila akuntansi diperlakukan sebagai sains, teori akuntansi akan merupakan penjelasan ilmiah. Bila akuntansi diperlakukan sebagai teknologi, teori akuntansi diartikan sebagai penalaran logis. Manapun perlakuan yang dipakai, teori akuntansi akan berisi pernyataan-pernyataan yang berupa baik penjelasan ataupun pembenaran tentang suatu fenomena atau perlakuan akuntansi. Contohnya adanya bermacam metoda akuntansi, penggunaan sistem berpasangan (debit-kredit), keharusan menyusun statemen aliran kas, dan adanya reaksi pasar modal terhadap penerbitan informasi laba. Teori akuntansi juga sering dikelompokkan atas dasar perspektif lain menurut tujuan atau penekanan pembahasan.
·         Aspek Sasaran Teknologi
          Aspek sasaran (goal) ini mendasari pembedaan teori akuntansi menjadi teori akuntansi positif dan normatif. Pandangan sains akan menghasilkan teori akuntansi positif dan pandangan teknologi akan menghasilkan teori akuntansi normatif.
          Penjelasan positif berisi pernyataan tentang sesuatu (kejadian, tindakan, atau perbuatan)seperti apa adanya sesuai dengan fakta atau apa yang terjadi atas dasar pengamatan empiris. Penjelasa positif diarahkan untuk memberi jawaban apakah sesuatu pernyataan itu benar atau salah atas dasar kriteria ilmiah. Penjelasan normatif berisi pernyataan dan penalaran untuk menilai apakah sesuatu itu baik atau buruk, relevan atau tidak relevan dalam kaitannya dengan kebijakan ekonomik atau sosial tertentu. Penjelasan ini diarahkan untuk mendukung atau mengasilkan kebijakan politik sehingga bersifat pembuatan kebijakan.
          Dengan pemikiran di atas, Blaug (1992) menjelaskan bahwa teori posititf berkepentingan dengan masalah fakta (realm of fact) sedangkan teori normatif berkepentingan dengan masalah nilai (realm of values). Selanjutnya Blaug memisahkan kedua teori tersebut dengan kata-kata kunci pembeda yang dimuat dalam gambar berikut ini :

Gambar 1.5
Aspek Sasaran Teori
          Unsur pembeda                       Masalah fakta                        Masalah nilai
          Sasaran pemaparan                    positive                                    normative
          Bentuk pernyataan                    is                                              ought/should
          Bahan pertimbangan                  facts                                         values
          Dasar penyimpulan                    objective/empirical                  subjective/reasoning
          Nada pernyataan                       descriptive                               perspective
          Metoda pengujian validitas       science                                     art
          Kriteria penerimaan teori           true/false                                  good/bad

          Atas dasar perbedaan aspek diatas, sasaran teori skuntansi positif adalah menghasilkan penjelasan tentang apa yang nyatanya terjadi secara objektif tanpa dilandasi oleh pertimbangan nilai (value-judgment). Misalnya, teori akuntansi positif berusaha untuk menjelaskan fakta (facts) bahwa sekelompok perusahaan memilih metoda MPKP (FIFO) sementara kelompok yang lain memilih MTKP (LIFO). Teori akuntansi positif berusaha menentukan apakah hipotesis tersebut benar atau salah dengan menggunakan metoda ilmiah (science) atas dasar pengamatan data yang nyatanya terjadi (objective). Bila hipotesis terbukti, penjelasan diwujudkan dalam bentuk pernyataan misalnya bahwa perusahaan yang memilih MPKP adalah (is) perusahaan pemanufakturan. Karena tujuan teori positif adalah mendeskripsi (bersifat descriptive), teori akuntansi tidak berkepentingan untuk menilai apakah metoda MPKP lebih baik atau lebih bermanfaat dari pada metoda MTKP.
          Sedangkan sasaran teori akuntansi normatif adalah menghasilkan penjelasan atau penalaran mengapa perlakuan akuntansi tertentu lebih baik atau lebih efektif daripada perlakuan akuntansi alternatif karena tujuan akuntansi tertentu harus dicapai. Misalnya, teori akuntansi normatif berusaha untuk menjawab apakah akuntansi kos historis (historical cost accounting) lebih baik daripada akuntansi kos sekarang (current cost accounting) untuk mencapai tujuan akuntansi. Hasil akhir teori akuntansi normatif adalah suatu pernyataan atau proposal yang menganjurkan tindakan tertentu (perspective). Teori akuntansi positif sering diklasifikasikan sebagai toeri formal dan teori normatif sebagai teori non-formal.
          Jadi, perbedaan teori akuntansi positif dan normatif timbul akibat perbedaan sasaran teori dan bidang masalah (realm) yang menjadi perhatian masing-masing teori. Gambar 1.6 berikut adalah contoh pertanyaan yang membentuk bidang masalah untuk membedakan kedua teori tersebut.
Gambar 1.6
Contoh Pertanyaan Positif dan Normatif
Bidang masalah teori positif
Bidang masalah teori normatif
1.    Mengapa perseroan terbatas sebagai bentuk perusahaan tetap bertahan sampai saat ini ?
2.    Apakah laba akuntansi mengandung informasi sehingga ditanggapi oleh pasar modal pada saat diumumkan ?
3.    Mengapa perusahaan besar cenderung memilih metoda akuntansi yang menurunkan laba ?
4.    Faktor apa saja yang mendorong perusahaan mengungkapkan informasi tambahan (disclosures) secara suka rela ?
5.    Dalam kondisi apa manajemen laba (earnings management) terjadi dalam perusahaan ?
6.    Adakah hubungan antara rasio keuangan dengan harga saham ?
7.    Apakah informasi aliran kas mempunyai kandungan informasi (bermanfaat) ?
8.    Faktor apa saja yang menentukan perusahaan minyak dan gas bumi memilih metoda kos penuh (full cost) untuk mempertanggungjelaskan kos eksplorasi ?
9.    Mengapa para auditor menggunakan istilah beban untuk expense dalam laporan keuangan auditnya.
10.              Apakah dampak reformasi pajak terhadap tingkat investasi dalam aset tetap produktif ?

1.    Konsep entitas mana yang harus digunakan ?
2.    Apakah rugi selisih kurs dikapitalisasi atau dibiayakan ?
3.    Apakah kriteria untuk mengakui pendapatan ?
4.    Kapan suatu sewa guna harus dikapitalisasi ?
5.    Atas dasar apa sediaan barang harus dinilai dan dicantumkan dslsm neraca ?
6.    Elemen-elemen apa saja yang harus dilaporkan dalam seperangkat statemen keuangan yang lengkap ?
7.    Bagaimana perubahan harga diperhitungkan dan disajikan dalam statemen keuangan ?
8.    Apakah pengertian laba untuk tujuan pelaporan keuangan ?
9.    Pengungkapan apa saja yang harus dimuat dalam penjelasan atau catatan atas statemen keuangan ?
10.     Bagaimana pengaruh perubahan akuntansi sebaiknya disajikan dalam statemen keuangan ?
11.     Tepatkah istilah beban untuk expense dan biaya  atau harga pokok untuk cost ?
12.     Dapatkah bunga utang pendanaan pembangunan gedung dikapitalisasi ?

·         Aspek Tataran Semiotika
          Akuntansi berkepentingan dengan penyediaan dan penyampaian informasi sebagai sarana komunikasi bisnis sehingga akuntansi dapat disebut sebagai bahasa bisnis (the language of business). Semiotika merupakan bidang kajian yang membahas teori umum tentang tanda-tanda (signs) dan simbol-simbol dalam bidang linguistika. Sebagai teori umum dalam penyimbolan informasi, semiotika membahas tiga pertanyaan pokok yang berkaitan dengan simbol informasi, yaitu :
1. Apakah simbol tersebut logis (masuk akal) ?
2. Apa makna yang dikandung oleh simbol ?
3. Apakah ungkapan tersebut mempunyai efek (pengaruh) terhadap penerima ?
          Pokok masalah di atas membentuk tiga tataran (level) semiotika yaitu sintaktika, semantika, dan pragmatika. Sintaktika menelaah logika dan kaidah bahasa yaitu hubungan logis di antara tanda-tanda atau simbol-simbol bahasa. Semantika menelaah hubungan antara tanda atau simbol dan dunia kenyataan (fakta) yang disimbolkannya. Pragmatika membahas dan menguji apakah komunikasi efektif dengan mempelajari ada tidaknya perubahan perilaku penerima. Moeliono (1989) memberi ciri tiap tataran semiotika dalam teori komunikasi dalam Gambar 1.7 berikut :
Gambar 1.7
Tataran Semiotika dalam Teori Komunikas
Tataran
Sasaran Bahasa
Penekanan Komunikasi
Kandungan pesan
Sintaktika


Semantika


Pragmatika
Aspek formal tanda bahasa (kosa kata, tata bahasa)

Aspek isi tanda bahasa
(makna)

Keefektifan tanda bahasa
(efektif komunikatif)
Operasional


Penafsiran, pelembagaan


Fungsional, pemengaruhan
Informasi Sintatik


Informasi semantik


Informasi Pragmatik

          Akuntansi keuangan yang dikenal luas sekarang ini dikembangkan atau direkayasa atas dasar premis bahwa investor dan kreditor adalah pihak yang dituju informasi. Karena perilaku investor dan kreditor menjadi sasaran pemengaruhan, pesan yang ingin disampaikan mengenai perusahaan adalah misalnya likuiditas, solvensi, dan profitabilitas. Atas dasar analogi tataran semiotikadi atas, model komunikasi bisnis dengan akuntansi sebagai bahasanya dapat dilukiskan dalam Gambar 1.8 di bawah ini :









Gambar 1.8
Akuntansi Sebagai Bahasa Bisnis dalam Teori Komunikasi
Keputusan/ Tindakan
Kegiatan perusahaan
                                    Fenomena atau dunia nyata/                                                   membeli/
                                      realitas (real world)                                                                 menjual                                                                                                                                     saham                                                                                                                                    obligasi                                                         
Likuiditas
Solvensi
profitabilitas
Reaksi terhadap Pesan Informasi
 
                                                Semantik:
                                                Bagaimana
                                                  Menyimbolkan ?

Pesan                                                         Statemen Keuangan
Aset
=
Kewajiban + Ekuitas
                                                      Sebagai medium komunikasi
Perekayasa                                                                                          Yang Dituju oleh
Akuntansi                                                                                                  Informasi
                                                                                                            Investor dan Kreditor
                                                     Dunia abstrak (abstrak world)
                       
                                                            Sintaktik/Struktural:
                                                   Bagaimana diukur dan disajikan


          Pemahaman teori akuntansi dapat dicapai dengan mengidentifikasi teori akuntansi atas dasar tataran semiotika di atas. Gambar 1.8 menunjukkan bahwa perekayasa akuntansi berteori pada tiga tatatan yaitu : semantik, sintaktik, dan pragmatik. Uraian berikut membahas karakteristik tiap bidang teori akuntansi ini.
·         Teori  Akuntansi Semantik
            Teori akuntansi semantik menekankan pembahasan pada masalah penyimbolan dunia nyata atau realitas (kegiatan perusahaan) kedalam tanda-tanda bahasa akuntansi (elemen statemen keuangan) sehingga orang dapat membayangkan kegiatan fisis perusahaan tanpa harus secara langsung menyaksikan kegiatan tersebut. Teori ini berusaha untuk  menjawab apakah elemen-elemen statemen keuangan benar-benar merepresentasi apa yang memang dimaksud dan untuk menyakinkan bahwa makna yang terkandung dalam simbol pelaporan tidak disalah artikan oleh pemakai. Teori ini berusaha untuk menemukan dan merumuskan makna-makna penting pelaporan keuangan. Oleh karena itu, teori ini banyak membahas pendefinisian makna elemen (objek), pengidentifikasian atribut atau karekteristik elemen sebagai bahan pendefinisian, dan penentuan jumlah rupiah (pengukuran) elemen sebagai salah satu atribut.
    Pendefinisian merupakan langkah penting dalam teori semantik karena kesalahan pemaknaan mempunyai implikasi penting dalam pengoperasian akuntansi, misalnya, dalam pendefinisian aset, penguasaan (control) bukanya pemilikan (ownership) yang dijadikan kriteria karena kalau pemilikan menjadi kriteria aset akan  banyak objek yang tidak masuk sebagai aset, pendefinisian dan pemaknaan laba bersih (net income) juga menjadi perhatian penting teori ini karena akuntansi berusaha untuk melekatkan makna laba akuntansi agar mendekati konsep laba ekonomik, juga, teori ini menjelaskan bahwa laba (earnings) atas dasar asas akrual merupakan indikator kemampuan mendatangkan kas dimasa datang laba bukan sekadar menaikan kas dalam suatu perioda.
       Secara konseptual, informasi akuntansi dalam laporan terefleksi dalam tiga unsur yaitu elemen (objek) yang menyimbolkan kegiatan, jumlah rupiah sebagai pengukur (size), dan hubungan (relationship) antarelemen. Objek pengukur, dan hubungan itulah yang membentuk makna yang akhirnya menjadi informasi. Dengan  kata lain, hubungan antar elemen merupakan informasi semantik. Informasi semantik dalam pelaporan keuangan antara lain adalah likuiditas,solvensi, profitabilitas, dan efisiensi. Jadi, teori akuntansi semantik berkepentingan dengan pelambangan dan penafsiran objek akuntansi untuk menghasilkan informasi semantik yang bermakna bagi pemakai pelaporan. Agar komunikasi akuntansi efektif, penyampaian informasi semantik ( makna suatu objek) tidak dapat dipisahkan dengan informasi sintaktik (struktur akuntansi).

·         Teori Akutansi Sintaktik
            Teori akuntansi sintaktik adalah teori yang berorientasi untuk membahas masalah-masalah tentang bagaimana kegiatan-kegiatan perusahaan yang telah disimbolkan secara semantik dalam elemen-elemen keuangan dapat diwujudkan dalam bentuk statemen keuangan. Simbol-simbol tersebut (misalnya aset, utang, pendapatan, dan lainya) harus berkaitan secara logis sehingga informasi semantik dapat dikandung dalam statemen keuangan. Cakupan teori akuntansi sintaktik lebih luas dari sekadar menentukan hubungan sruktural antarelemen statemen keuangan. Teori sintaktik meliputi pula hubungan antar unsur-unsur yang membentuk struktur pelaporan keuangan atau struktur akuntansi dalam suatu negara yaitu manajemen, entitas pelaporan (pelaporan), pemakai informasi, sistem akuntansi, dan pedoman penyusunan laporan (prinsip akuntansi berterima umum atau generally accepted accounting principles).
·         Teori Akuntansi Pragmatik
            Teori akuntansi pragmatik memusatkan perhatiannya pada pengaruh  informasi terhadap perubahan perilaku pemakai laporan. dengan kata lain, teori ini membahas reaksi pihak yang dituju dan diinterprestasi dengan tepat merupakan masalah dalam keefektifan komunikasi. Apakah akhirnya pihak yang dituju informasi memakai informasi tersebut untuk dasar pengambilan keputusan merupakan masalah kebermanfaatan (usefulnees) informasi. Pada gilirannya,kebermanfaatan informasi akan menentukan keefektifan pencapaian tujuan pelaporan keuangan.dalam mengukur kebermanfaatan informasi laba (earnings), lev (1989) megidentifikasi konsep manfaat informasi sebagai berikut:
     The approach used the returnslernings researceh pioneers to evaluate the usefulnees of earnings to investors was to equate usefulnees with aktual use: if individuals act as a specific information item, then such information can be considered useful.
     Suatu pesan atau kejadian ( misalnya pengumuman laba) dikatakan mengandung informasi kalau pesan tersebut menyebabkan perubahan keyakinan penerima (pasar modal) dan memicu tindakan tertentu (misalnya terrefleksi dalam perubahan harga atau valuma saham di pasar modal). Apabila tindaka tersebut dapat diyakini sebagai akibat informasi dalam pesan tersebut, dapat dikatakan informasi tersebut bermanfaat. Dalam hal ini, perubahan harga atau valuma saham yang diamati memberi bukti adanya kebermanfaatan informasi.
       Jadi, informasi akuntansi dikatakan bermanfaat apabila informasi tersebut benar-benar atau seakan-akan diguankan dalam pengambilan keputusan oleh pemakai yang dituju. Hal ini ditujukkan dengan adanya asosiasi antara akuntansi atau peristiwa (event) dengan return (return) , harga atau valuma saham dipasar modal. Gambar 1.9 menjelaskan sasaran teori pragmatik dalam menguji kebermafaatan informasi akuntansi.
                                                     Gambar 1.9
            Kebermenfaatan Informasi Akuntansi dalam Teori Pragmatik
 

                                            Pemakai/                                    Merefleksi
                                           Pelaku pasar                         perubahan perilaku
 
  Informasi                              Model                              Return, harga,
akuntansi atau           pengambilan keputusan                 atau voluma
   peristiwa                                                                            saham
                                                      
             
                                         pasar modal
 



                      Asosiasi mengindikasi kebermanfaatan

      Teori pragmatik membahas dalam hal dan masalah yang berkaitan dengan pengujian kebermanfaatan informasi baik dalam konteks pelaporan keuangan eksternal maupun manajerial. Perusahaan  perilaku yang diharapkan terjadi akibat informasi akuntansi tertentu merupakan bahan kajian teori ini. Teori pragmatik akan banyak berisi pengujian-pengujian teori tentang hubungan antara variabel akuntansi dengan variabel perubahan atau perbedaan perilaku pemakai. Subjek atau pemakai yang diukur perilakunya dapat berupa para akuntan, perilaku pasar modal, manajer, dan auditor. Yang dapat menjadi indikator perubahan perilaku antara lain perubahan harga saham, valuma saham, kinerja manajer, kinerja karyawan, kinerja perusahaan, dan perdesaan pemilihan metoda akuntansi. Pengujian semacam itu melibatkan pengamatan terhadap apa yang nyatanya terjadi ( data empiris) dan memerlukan metoda pengujian tertentu (biasanya metoda ilmiah).  Dari semi semiotik, variaabel akuntansi merupakan tanda bahasa, perubahan perilaku merupakan bukti pemengaruhan, dan kebermanfaatan merupakan informasi pragmatik.
·         Aspek Pendekatan Penalaran
    Telah disebut sebelumnya bahwa teori akuntansi dapat diartikan sebagai penalaran logis yang memberikan penjelasan dan alasan tentang perlakuan akuntansi tertentu. penjelasan ilmiah juga memerlukan suatu penalaran logis. Penalaran adalah proses berfikir logis dan sistematis untuk membentuk dan megevaluasi suatu keyakinan (belief) terhadap suatu penyataan atau penjelasan. Peranan logis sangat penting dalam penalaran. Pernyataan dapat berupa teori tentang suatu kejadian alam atau sosial. Teori (penjelasan) yang disusun dengan penalaran yang baik akan mempunyai validitas yang tinggi. Penalaran mempunyai peran penting dalam rangka menerima atau menolak kebenaran (validitas) suatu teori. Proses penyimpulan yang menghasilkan pernyataan atau penjelasan sebagai teori dapat bersifat deduktif maupun induktif.
·         Penalaran Deduktif
            Penalaran deduktif adalah proses penyimpulan yang berawal dari suatu pernyataan umum yang disepakati (disebut premis) ke pernyataan khusus sebagai simpulan (konklusi). Pernyataan umum yang disepakati dan menjadi basis penalaran dapat berasal dari teori, prinsip, konsep, doktrin, atau norma yang dianggap benar, baik, atau relevan dalam kaitannya dengan tujuan penyimpulan dan situasi khusus yang dibahas. Oleh karena itu, pernyataan umum tersebut dapat saja memuat nilai-nilai etika, moral, ideologi, keyakinan, atau budaya.
   Penalaran deduktif dalam akuntansi digunakan untuk memberi penjelasan dan dukungan terhadap kelayakan suatu pernyataan akuntansi. Misalnya akuntansi menyajikan aset sebesar kos historis karena akuntansi menganut konsep kontinuitas usaha. Dengan konsep ini, fungsi neraca adalah untuk menunjukkan nilai jual sehingga kos historis merupakan pengukur yang paling tepat. Menganut konsep kontinuitas usaha merupakan premis sedangkan penilaian aset atas dasar kos historis merupakan konklusi.

·         Penalaran Induktif
    Penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran ini berawal dari suatu pernyatan atau keadaan yang khusus dan berakhir dengan pernyataan umum yang merupakan generalisasi (perampatan) dari keadaan khusus tersebut.
   Berbeda dengan penalaran deduktif, hubungan antara premis dan konklusi dalam penalaran induktif tidak langsung dan tidak sekuat hubungan dalam penalaran deduktif. Dalam penalaran induktif, kebenaran premis menjadi kebenaran konklusi asal penalarannya logis. Dalam penalaran induktif, kebenaran premis tidak selalu menjadi kebenaran konklusi yang bersifat perampatan atau generalisasi. Kebenaran konklusi hanya dapat dijamin dengan tingkat keyakinan (confidence level atau coefficient) tertentu, misalnya 95% atau 99%.
    Penalaran induktif dalam akuntansi pada umumnya digunakan untuk menghasilkan pernyataan umum yang menjadi penjelasan (teori) terhadap gejala akuntansi tertentu. pernyataan- pernyataan umum tersebut biasanya berasal dari hipotesis yang diajukan dan diuji dalam suatu penelitian empiris. Hipotesis merupakan generalisasi yang dituju  oleh penelitian akuntansi. Bila bukti empiris (atas dasar pengamatan terhadap sampel) konsisten dengan atau mendukung generalisasi tersebut maka dapat dikatakan bahwa generalisasi tersebut menjadi teori yang valid dan mempunyai daya prediksi yang tinggi.
     Contoh berikut menunjukkan aplikasi penalaran induktif: “ Pengamatan menunjukkan bahwa voluma saham beberapa perusahaan yang dijual-belikan beberapa hari setelah penerbitan statemen keuangan meningkat dengan tajam. Oleh karena itu, dapat disimpulkan dengan tingkat keyakinan tertentu bahwa informasi akuntansi bermanfaat bagi investor dipasar modal. “ pengamatan   beberapa perusahaan merupakan suatu keadaan khusus yang menjadi premis sedangkan pernyataan bahwa informasi bermanfaat merupakan generalisasi. Secara statistis, generalisasi berarti menyimpulkan karakteristik populasi atas dasar karakteristik sampel melalui pengujian statistis.
       Pada praktiknya, penalaran induktif dalam akuntansi tidak dapat dilaksanakan terpisah dengan penalaran deduktif atau sebaliknya. Kedua penalaran tersebut saling berkaitan. Premis dalam penalaran deduktif, misalnya, dapat merupakan hasil dari suatu penalaran induktif. Demikian juga, proposisi-proposisi akuntansi yang diajukan dalam penelitian biasanya diturunkan dengan penalaran deduktif.
  Bila dikaitkan dengan perspektif teori yang lain, teori akuntansi normatif biasanya penalaran deduktif sedangkan teori akuntansi positif biasanya berbasis penalaran induktif. Secara umum dapat dikatakan bahwa teori akuntansi sebagai penalaran  logis bersifat normatif, sintaktik, semantik, dan deduktif sementara teori akuntansi sebagai sains bersifat positif, pragmatik, dan induktif.
Gambar 1.10 berikut melukiskan hubungan berbagai jenis perspektif teori akuntansi
                                              
Gambar 1.10
                     Orientasi Teori Akuntansi Atas Dasar Perspektif
 

                                        normatif–deduktif                 positif-induktif
 

                                                         sintaktik

                                                                                     pragmatik




                                                          semantik


·         Verifikasi Teori Akuntansi
     Agar menyakinkan, suatu teori harus benar (valid). Verifikasi teori merupakan prrosedur untuk menetukan apakah suatu teori valid atau tidak. Pendekatan untuk mengevaluasi validitas teori tergantung pada sasaran dan tataran teori yang diverifikasi. Teori akuntansi normatif dievaluasi validitasnya atas dasar penalaran logis (logicial reasoning) yang melandasi teori yang diajukan. Teori normatif dikembangkan atas dasar kesepakatan terhadap asumsi atau tujuan kemudian diturunkan suatu kaidah atau prinsip akuntansi tertentu. validitas dapat dinilai dengan menentukan apakah asumsi-asumsi yang digunakan masuk akal (reasoniable). Karena normatif tidak bebas nilai, penerimaan asumsi oleh pihak yang terlibat dalam penurunan prinsip (konklusi) juga menjadi bagian dari kriteria validitas teori. Walaupun demikian, kriteria ini sering bersifat subjektif. Oleh karena itu, penerimaan suatu asumsi juga harus didukung dengan penalaran logis sehingga asumsi tersebut tetap masuk akal serta ketidaksetujuan terhadapnya masih tetap dapat dievaluasi atau ukur implikasinya. Penalaran logis menjadi kriteria validitas karena teori normatif dalam banyak hal tidak atau belum menghasilkan fakta atau observasi untuk mendukungnya. Sering dikatakan bahwa teori normatif tidak mempunyai muatan emperis (empirical content).
    Teori akuntansi positif dinilai validitasnya biasanya atas dasar kesesuaian teori dengan fakta atau apa yang nyatanya terjadi. Menentukan fakta melibatkan observasi secara objektif. Pada umumnya, observasi objektif dapat dicapai melalui penelitian dengan metoda ilmiah. Penelitian empiris biasanya didasarkan atas pengamatan terbatas (sampel) untuk menguji teori secara statistis. Karena teori akuntansi positif bebas nilai,verifikasi dibatasi pada apa yang nyatanya dipraktikan tetapi tidak diarahkan untuk menentukan apakah teori tersebut baik atau tidak apabila dijadikan basis untuk menentukan kebijakan. Sebagai contoh, teori positif menyatakan dan memprediksi bahwa praktisi akan banyak menggunakan istilah beban karena standar akuntansi menggunakan istiah tersebut. Bahwa observasi empiris memverifikasi pernyataan tersebut menjadikan teori tersebut valid tetapi tidak dapat disimpulkan bahwa penggunaan istilah beban itu sendiri valid (benar). Validitas istilah hanya dapat diverifikasi secara normatif.

1 komentar:

  1. maaf.. gak bsa d download dlam bntuk doc yaa? soalnya gak klihatan bagannya

    BalasHapus