Kamis, 20 Maret 2014

Pemeriksaan akuntansi (audit kecurangan)



AUDIT KECURANGAN

*      JENIS-JENIS KECURANGAN
Kecurangan merupakan setiap ketidakjujuran yang disengaja untuk merampas hak atau kepemilikan orang atau pihak lain.
Dua kategori utama kecurangan adalah Kecurangan dalam laporan keuangan dan penyalahgunaan asset.

1.      Kecurangan dalam Laporan keuangan
Kecurangan dalam laporan keuangan merupakan salah saji atau penghapusan terhadap jumlah ataupun pengungkapan yang sengaja dilakukan dengan tujuan untuk mengelabuhi para penggunanya. Contohnya , WorldCom yang dilaporkan telah mengapitalisasi jutaan dolar pengeluaran sebagai asset tetap, yang semestinya harus dibebankan. Penghapusan terhadap jumlah yang dilaporkan merupakan kasus yang kurang umum ditemukan, namun sebuah perusahaan dapat melebihsajikan pendapatan dengan menghapus utang dagang dan liabilitas lainnya.
Manajemen Laba (earning management) melibatkan tindakan-tindakan manajemen yang sengaja dilakukan untuk memenuhi target laba. Perantara laba (income smoothing) merupakan salah satu bentuk manajemen laba diman pendapatan-pendapatan dan bebanm-beban dipindahkan diantara beberapa periode untuk mengurangi fluktuasi laba.

2.      Penyalahgunaan asset
Penyalahgunaan asset merupakan kecurangan yang melibatkan pencurian atas asset milik suatu entitas.
Istilah penyalahgunaan asset sering kali digunakan untuk mengacu pada pencurian yang dilakukan oleh pegawai dan pihak-pihak lainnya didalam suatu organisasi. Biasanya pelaku penyalahgunaan asset berada ditingkat hierarki organisasi yang lebih rendah. Namun demikian, dalam beberapa kasus penting, manajemen puncak terkadang terlibat dalam pencurian aset perusahaan.













Insentif/tekanan
 





Kesempatan
 

Sikap/rasionalisasi
 
 










                                                                             
*      KONDISI YANG MENYEBABKAN TERJADINYA KECURANGAN
Terdapat tiga kondisi yang menyebabkan terjadinya kecurangan dalam laporan keuangan dan penyalahgunaan aset:
1.      Insentif/tekanan. Manajemen atau pegawai lainnya memiliki insentif atau tekanan untuk melakukan kecurangan.

2.      Kesempatan. Situasi yang memberikan kesempatan bagi manajemen atau pegawai untuk melakukan kecurangan.

3.      Sikap/rasionalisasi. Adanya suatu sikap, karakter, atau seperangkat nilai-nilai etikayang memungkinkan manajemen atau pegawai untuk melakukan tidakan yang tidak jujur,atau mereka berada dalam suatu lingkungan yang memberikan mereka tekanan yang cukup besar sehingga menyebabkan mereka membenarkan melakukan perilaku yang tidak jujur tersebut.


·     faktor-faktorRisiko untuk Kecurangan dalam Laporan Keuangan
Sebuah pertimbangan penting bagi auditor dalam membongkar kecurangan adalah mengidentifikasi faktpr-faktor yang dapat meningkatkan risiko kecurangan.
Penggunaan factor-faktor risiko auditor dalam membnongkar kecurangan:

insentif/tekanan. Sebuah insentif yang umumnya bagi perusahaan untuk memanipulasi laporan keuangannya adalah adanya p[enurunan dalam prospek keuagan. Contohnya, penurunan dalam laba dapat mengancam kemampuan perusahaan dalam mendapatkan pendanaan.
kesempatan. Meskipun laporan keuangan dari semua perusahaan potensial terjadi manipulasi, risikonya menjadi lebih besaruntuk perusahaan yang bergerak dalam industry yang melibatkan penilaian subjektif dan estimasi yang signifikan. Contohnya, terdapat kemungkinan salah saji dalam persediaan bagi perusahaan-perusahaan yang memiliki persediaan yang terletak dibeberapa tempat yang berbeda.
·     Faktor-faktor risiko untuk penyalahgunaan aset.
Factor risiko kecurangan untuk ketiga kondisi kecurangan untuk penyalahgunaan aset.

Insentif/tekanan. Tekanan keuangan merupakan insentif umum bagi pegawai yang menyalahgunakan aset.
Kesempatan. Kesepatan untuk melakukan pencurian pengujian-pengujian ada pada semua perusahaan.
Sikap/rasionalisasi. Sikap manajemen terhadap pengendalian dan kode etik dapat menyebabkan para karyawan dan manajer membenarkan pencurian terhadap aset.

*        MENGUKUR RISIKO KEUANGAN
PSA 70 memberikan panduan bagi para auditor dalam mengukur dalam risiko dalam kecurangan.Auditor harus menjaga suatu tingkat skeptisme professional ketika mereka mempertimbangkan informasi yang luas,termasuk faktor-faktor informasi kecurangan,untuk mengidentifikasi dan menghadapi risiko kecurangan.
·     Skeptisme Profesional
PSA 04 (SA 230) menyatakan bahwa “tidak menganggap bahwa manajemen tidak jujur maupun tidak menganggap kejujuran manajemen dipertanyakan

Berpikir Kritis PSA 07 menekankan pertimbangan atas kecenderungan klien untuk melakukan kecurangan,tanpa mempertimbangkan keyakinan auditor mengenai kemungkinan terjadinya kecurangan serta kejujuran dan integritas manajemen.

Evaluasi Kritis Atas Bukti Audit terhadap informasi yang ditemukan atau kondisi-kondisi lainnya yang mengindikasikan adanya salah saji material yang disebabkan oleh kecurangan mungkin telah terjadi,auditor harus menginvestigasi masalah-masalah yang ada secara menyeluruh,mendapatkan bukti tambahan jika diperlukan, dan berkonsultasi dengan anggota tim lainnya.
Komunikasi Antara Sesama Tim Audit PSA 70 Mengharuskan tim audit untuk melakukan diskusi untuk berbagi pemahaman dari anggota tim audit yang lebih berpengalaman dan untuk “urun rembug” ide-ide yang menyangkut hal berikut.
1.      Bagaimana dan kapan mereka yakin bahwa laporan keuangan entitas tidak dicurigai terdapat salah saji yang disebabkan oleh kecurangan.
2.      Bagaimana manajemen dapat melakukan dan menutupi kecurangan dalam laporan keuangan.
3.      Bagaimana setiap orang dapat menyalahsajikan aset entitas tersebut.
4.      Bagaimana auditor dapat menghadapi kemungkinan adanya salah saji dalam laporan keuangan yang disebabkan oleh kecurangan.
Tanya Jawab Dengan Manajemen PSA 70 mengharuskan auditor untuk membuat tanhya jawab spesifik seputar kecurangan dalam setiap pengauditan. Tanya jawab auditor terhadap manajemen harus menanyakan apakah manajemen mengetahui setiap kecurangan atau kecurigaan terhadap terjadinya kecurangan di dalam perusahaan.tanya jawab auditor terhadap manajemen harus menanyakan apakah manajemen mengetahui setiap kecurangan atau kecurigaan terhadap terjadinya kecurangan di dalam perusahan.auditor juga harus menanyakan mengenai proses manajemen dalam mengukur risiko kecurangan,sifat risiko kecurangan yang diidentifikasikan oleh manajemen atau setiap pengendalian internal yang diterapkan untuk mengatasi risiko-risiko tersebut.
               PSA70 mengharuskan auditor untuk melakukan Tanya jawab dengan komite audit atau pihak lain yang bertanggung jawab terhadap tata kelola perusahaan mengenai pandangan mereka terhadap risiko kecurangan dan apakah mereka mengetahui setip kecurangan atau kecurigaan telah terjadinya kecurangan.PSA 70 juga mengharuskan auditor untuk melakukan Tanya jawab dengan pihak lainnya didalam entitas yang bertugas diluar jalur tanggung jawab pelaporan keuangan.

Faktor-Faktor Risiko PSA 70 mengharuskan auditor untuk mengevaluasi apakah factor-faktor risiko kecurangan mengindikasika adanya insentif atau tekanan untuk melakukan kecurangan,kesempatan untuk melakukan kecurangan,atau sikap atau rasionalisasi digunakan untuk membenarkan tindakan kecurangan.

Prosedur Analitis auditor harus melakukan prosedur analisis disepanjang fase perencanaan dan penyelesaian audit untuk membantu mengidentifikasi transaksi-transaksi atau kejadian-kejasian yang tidak biasa yang dapat mengidentifikasikan adanya salah saji material dalam laporan keuangan.karena terjadinya kecurangandalam laporan keuangan sering kali melibatkan manipulasi pada pendapatan,PSA 70 mengharuskan auditor untuk melakukan prosedur analitis pada akun-akun pendapatan.Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi hubungan-hubungan yang tidak biasa atau tidak sesuai dengan ekspektasi dalam akun-akun pendapatan yang dapat mengindikasikan terjadinya kecurangan dalam laporan keuangan.
Informasi Lainnya auditor harus mempertimbangkan semua informasi yang telah mereka mereka dapatkan dalam setiap fase atau bagian pengauditan ketika mereka mengukur risiko kecurangan.banyak prosedur pengukuran risiko yang dilakukan auditor disepanjang fase perencanaan untuk mengukur salah saji material yang dapat mengindikasikan adanya peningkatan risiko kecurangan.
·     Mendokumentasikan Hasil Pengujian Kecurangan
PSA 70 mengharuskan auditor mengdokumentasikan hal-hal berikut yang terkait dengan disebabkan oleh kecurangan.
·         Diskusi dengan sesama personel tim kerja dalam perencanaan audit mengenai kecurigaan terhadap adanya salah saji material dalam laporan keuangan entitas yang disebabkan oleh kecurangan.
·         Prosedur yang dilakukan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi dan mengukur risiko kecurangan material.
·         Risiko spesifik dalam kecurangan material yang telah diidentifikasi,dan deskripsi rospons auditor terhadap risiko-risiko tersebut.
·         Alasan-alasan yang mendukung suatu kesimpulan bahwa hal tersebut bukan merupakan risiko yang signifikan pengakuan pendapatan material yang tidak tepat.
·         Hasil dari prosedur yang dijalankan untuk mengatasi risiko dominasi pengendalian oleh manajemen.
·         Kondisi-kondisi lain serta hubungan analitas yang mengindikasikan bahwa prosedur audit tambahan atau penanganan lainnya diperlukan,dan tindakan-tindakan tersebut telah dijalankan oleh auditor.
·         Sifat komunikasi mengenai kecurangan yang dilakukan dengan manajemen komite audit atau lainnya.

*   PENGAWASAN TATA KELOLA PERUSAHAAN UNTUK MENGURANGI RESIKO KECURANGAN
            Manajemen bertanggungjawab untuk menerapkan tata kelola perusahaan dan prosedur pengendalian untuk meminimalisasikan risiko kecurangan, yang dapat dikurangi melalui kombinasi antara tindakan pencegahan, antisipasi dan pendekteksian. Untuk membantu manajemen dan dewan direksi dalam menjalankan usaha-usaha anti kecurangan, AICPA, bekerjasama dengan beberapa organisasi profesi terkait, menerbitkan Program dan pengendalian antikecurangan bagi Manajemen: Panduan untuk Membantu Mencegah, Mengantisipasi dan Mendeteksi Kecurangan.


Panduan tersebut mengidentifikasikan tiga elemen berikut untuk mencegah, mengantisipasi dan mendeteksi kecurangan.
1.      Budaya kejujuran dan etika yang bernilai tinggi.
2.      Tanggung jawab manajemen untuk mengevaluasi risiko-risiko kecurangan.
3.      Pengawasan dari komite audit.

Budaya kejujuran dan etika yang bernilai Tinggi
      Riset menunjukkan bahwa cara yang paling efektif untuk mencegah kecurangan dan mengantisipasinya adalah dengan menerapkan program-program dan pengendalian-pengendalian anti kecurangan yang berdasarkan pada nilai-nilai utama yang dianut oleh perusahaan. Menciptakan suatu budaya kejujuran dan etika yang bernilai tinggi mencakup enam elemen berikut ini.
Teladan dari Pemimpin. Manajemen dan dewan direksi bertanggung jawab untuk memberikan teladan dalam perilaku yang beritika dalam perusahaan. Kejujuran dan intregitas dari manajemen mendorong kejujuran yang integritas pada seluruh pegawai dalam organisasi tersebut. Teladan dari pemimpin berdasarkan kejujuran dan integritas memberikan dasar dapat dikembangkan kode etik yang lebih terperinci untuk memberikan panduan khusus mengenai perilaku yang diperbolehkan dan dilarang.
Menciptakan lingkungan kerja yang positif. Penelitian yang menunjukkan bahwa perbuatan salah lebihjarang terjadi ketika para pegawai memiliki perasaan positif mengenai pemberi kerjanya dibandingkan ketika mereka merasa bahwa mereka teraniaya, terancam dan terabaikan. Para pegawai juga harus bias mendapatkan nasihat secara internal sebelum mereka mengabil keputusan-keputusan yang memiliki implikasi hukum atau etika.

Memperkerjakan dan Mempromosikan Pegawai yang Tepat. Agar berhasil mencgah kecurangan,perusahaan yag sudah bekerja dengan baik harus menerapkan kebijakan pemilihn yang efektifuntuk mengurangi kemungkinan empekerjakan dan mempromosika orang-orang yang memiliki tngkat kejujuran yang rendah, khususnya untuk mereka yang memegang posisi-posisi penting. Kebijakan tersebut dapat mencakup pengecekan terhadp latar belakang kandidat yang akan dipekerjakan atau yan akan dipromosikan untuk posisi penting.

Pelatihan. Semua pgawai bau harus terlebih dahulu dilatih tntang ekspektasi perusahaan terhadap perilaku etika para pegawainya. Pelatihan mengenai kewaspadaan terhadap kcurangan harus disesuaikan dengan tanggung jawab spesifik pegawai.

Konfirmasi. Konfirmasi membantu menegakkan kebijakan kode etik dan juga membantu mencegah para pegawai untuk melakukan kecurangan atau pelanggaran etika lainnya. Dengan menindaklanjuti pengakuan-pengakuan dan tidak ada balasan, maka auditor internal atau lainnya dpat mengungkpkan masalah-masalah penting.

Disiplin. Pera pegawai harus mengetahui bahwa mereka harus bertanggung jawab jika mereka tidak mematuhi kode tik perusahaan. Pemberian hukuman atas pelanggaran kode etik, tanpa mempertimbangkan jenjang pegawai yang dilakukan tindakan tersebut, memberikan pesan yang jelas pada semua pegawai bahwa kepatuhan terhadap kode etik dan standar etika lainnya sangat penting dan diharapkan.

Tanggung Jawab Manajemen Untuk Mengevaluasi Resiko-Resiko Kecurangan.
      Kecurangan tidak dapat terjadi tanpa adanya kesempatan yang terbuka untuk melakukan dan menutupi tindakan tersebut. manajemen bertanggung jawab untuk mengedintfikasi dan mengukur resiko kecurangan, dan mengawasi pengendalian internal yang dapat mencegah dan mendeteksi kecutangan.\

Studi Kelayakan Bisnis



ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
A.    PASAR
Pasar adalah titik pertemuan antara permintaan dan penawaran jenis produk atau jasa sehingga tercapai kesepakatan dalam transaksi.
Beberapa pengertian pasar lainnya :
1.      Pasar adalah seluruh kekuatan dan keadaan yang menghasilkan pengambilan keputusan oleh pembeli dan penjual sehingga terjadi pertukaran (jual-beli) barang.
2.      Pasar adalah permintaan agregat terhadap barang atau jasa yang mungkin terjadi.
Factor-faktor yang berpengaruh terhadap permintaan pasar, antara lain:
1.      Secara ekonomi makro, berupa :
a)      Perubahan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dunia.
b)      Tingkat nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar (Kurs).
c)      Jumlah penyebaran dan perkembangan penduduk.
d)     Pendapatan nasional per kapita penduduk.
e)      Pola konsumsi masyarakat dan selera konsumen.
f)       Kebijaksanaan pemerintah dan Negara lain.
g)      Permintaan konsumen dari Negara lain.
h)      Terjadinya bencana atau musibah nasional.
2.      Secara ekonomi mikro, berupa :
a)      Persaingan antara usaha sejenis.
b)      Persaingan dengan produk substitusi.
c)      Biaya pemasaran.
d)     Daur hidup produk.
e)      Perubahan kebijakan perusahaan.

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadapp penawaran produk antara lain :
1.      Kuantitas dan kualitas produk dalam negri
2.      Kuantitas dan kualitas impor atau produksi Negara lain
3.      Kemungkinan adanya penigkatan teknologi atau perluasan usaha sejenis di dalam negri
4.      Rencana penanaman modal di dalam negri
5.      Kondisi alat, mesin, dan peralatan produksi dalam negri

B.     PEMASARAN
Beberapa pengertian tentang pemasaran antara lain :
1.      Pemasaran adalah mengantarkan barang dan jasa yang tepat, kepada orang yang tepat, di tempat yang tepat, pada waktu yang tepat, dengan harga yang tepat, serta dengan komunikasi, dan promosi yang tepat.
2.      Pemasaran merupakan salah satu kunci dari keberhasilan pengusaha.
3.      Pemasaran adalah semua aktivitas dunia usaha yang berhbungan dengan barang dan jasa dari saat produksi sampai saat dikonsumsi, termasuk dialam nya tindakan pembelian, penjualan, penyelenggaraan iklan, penstandardisasian, pemisahan menurut nilai, pengengkutan, penggudangan, pengfungsian informasi pasar, serta pembiayaan.

Salah satu factor untuk mengetahui apakah usaha tersebut bias mendapatkan pasar yang cukup adalah dengan melakukan study dan analisis mengenai mata rantai tata niaga dan harga komoditi yang ditawarkan.

Tujuan Perusahaan Dalam Pemasaran:
Tujuan perusahaan memproduksi atau memasarkan suatu produk, baik perusahaan dagang maupun jasa selalu berpatokan kepada apa yang ingin dicapai oleh perusahaan tersebut. Secara khusus daqlam aspek pasar dan pemasaran bahwa tujuan perusahaan untuk memproduksi atau memasarkan produknya dapat dikategorikan sebagai berikut:
1.      Untuk meningkatkan penjualan dan laba.
2.      Untuk menguasai pasar.
3.      Untuk mengurangi saingan.
4.      Untuk menaikkan prestise produk tertentu dipasaran.
5.      Untuk memenuhi pihak-pihak tertentu.
Sedangkan tujuan kegiatan pemasaran suatu produk atau jasa secara umum adalah sebagai berikut:
1.      Memaksimumkan konsumsi atau dengan kata lain memudahkan dan merangsang konsumsi.
2.      Memaksimumkan kepuasan konsumen.
3.      Memaksimumkan pilihan (ragam produk).
4.      Memaksimumkan mutu hidup.
5.      Meningkatkan penjualan barang dan jasa.
6.      Ingin menguasai pasar dan menghadapi pesaing.
7.      Memenuhi kebutuhan akan suatu produk maupun jasa.
8.      Memenuhi keinginan para pelanggan akan suatu produk atau jasa.

C.    PERMINTAAN DAN PENAWARAN
Permintaan (demand) adalah jumlah barang yang tersedia dibeli para pembeli pada pasar tertentu dengan harga tertentu dan pada waktu tertentu.
Secara umum factor-faktor yang mempengaruhi permintaan suatu barang atau jasa adalah:
1.      Harga barang itu sendiri.
2.      Harga barang lain yang memiliki hubungan.
3.      Pendapatan.
4.      Selera.
5.      Jumlah penduduk.
Ilustrasi I :
            PT Hutama Prima, salah satu produsen aspal di Indonesia, merencanakan akan membuka pabrik baru di Sulawesi. Aspek marketing dalam study kelayakan rencana tersebut menganalisis permintaan dan penawaran produk aspal di Indonesia. Data tentang permintaan aspal di Indonesia dapat diperoleh dari biro pusat statistic. Berikut adalah data permintaan aspal di Indonesia :

Contoh Jumlah Permintaan Aspal (Ton)
Tahun
Kebutuhan Aspal (Demand)
1993
990.667
1994
1.030.696
1995
1.062.737
1996
1.271.326
1997
1.296.997
1998
893.952
1999
900.000

Ilustrasi 2 :
            Data yang di sajikan pada ilustrasi 1 berasal dari data sekunder yang di olah dari Biro Pusat Stratistik (BPS). Apabila anda kesulitan mendapatkan data sekunder, data ini dapat diperoleh dari data primer yang di olah langsung dari sumbernya. Misalnya : Anda ingin mendapatkan data jumlah kebutuhan tenaga administrasi (staf administrasi) untuk mengisi lowongan pekerjaan baru diperusahaan ataupun pemerintahan. Data ini akan dipergunakan untuk melengkapi kajian study kelayakan pendirian program study baru diperguruan tinggi.
            Sumber data dapat diperoleh dari informasi lowongan kerja yang dimuat media cetak/harian (Koran), baik Koran nasional maupun daerah. Berikut ini disajikan contoh pengolahan datanya :
            Survey media dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan industry akan tenaga kerja yang memiliki kualifikasi administrator (tenaga administrasy). Survey dilakukan dengan cara melihat iklan pada dua surat kabar skala nasional dan local, yaitu Kompas dan Suara Merdeka. Dua surat kabar ini dipilih karena dapat mewakili iklan lowongan pekerjaan dalam skala nasional dan local (Jawa Tengah). Survey media dilakukan dengan memilih secara acak terbitan surat kabar tersebut dalam satu bulan, yaitu mengidentifikasi semua iklan lowongan pekerjaan bidang administrasi selama bulan Mei dan Juni 2000.
            Dari survey surat kabar Kompas dapat diketahui bahwa kebutuhan industry akan tenaga kerja bidang administrasi pada bulan Mei 2000 adalah sebanyak 780 orang. Dari grafik 5.1 tampak rincian tiap hari pada bulan Mei tentang kebutuhan industry akan tenaga administrasi. Table 5.2 menggambarkan nama posisi dari bidang tenaga administrasi pada bulan Mei 2000. Garafik 5.1 dan table 5.2 hasil survey tersebut tampak seperti dibawah ini .
Grafik 5.1 Survei Media Kompas Bulan Mei 2000
Table 5.2 Kebutuhan Tenaga Kerja Bidang Administrasi Survei Surat Kabar Kompas selama    bulan Mei 2000
NO.
Tanggal
Posisi yang Ditawarkan
Jumlah
1.
1 Mei 2000
·         Sekretaris Eksekutif
·         Staf Administrasi
·         Sekretaris
·         Sekretaris & Administrasi
·         Asisten Administrasi
·         Kepala Administrasi
2
17
3
1
1
1
2.
2 Mei 2000
·         Staf Administrasi
·         Sekretaris
·         Administrasi & Sekretaris
·         Sekretaris Direksi
·         Sekretaris Senior
·         Clerical Staff
9
5
1
3
1
1
3.
3 Mei 2000
·         Staf Administrasi
·         Tenaga Kearsipan
·         Sekretaris
·         Sekretaris Senior
·         Excekutive Secretary
·         Sales Administrator
14
1
4
1
1
1
4.
4 Mei 2000
·         Sekretaris
·         Staf Administrasi
·         Senior Secretary
·         Administrasi Keuangan
·         Sekretaris Direktur
·         Tenaga Pengetikan
·         Administrasi Marketing
·         Executive Secretary
11
6
1
1
1
1
1
1
5.
5 Mei 2000
·         Sekretaris
·         Staf Administrasi
10
10
6.
6 Mei 2000
·         Executive Secretary
·         Staf Administrasi
·         Administrasi Penjualan
·         Administrasi Pembelian
·         Sales Administrasi Supervisor
·         Sekretaris Junior
·         Sekretaris
·         Administrasi Eksim
·         Administrasi Keuangan
·         Administrasion Assistant
·         Kabag Administrasi
2
27
4
1
1
1
12
1
1
1
1

7.
7 Mei 2000
·         Staf Administrasi
·         Sekretaris
·         Administrasi Kredit
·         Sekretaris Direksi
·         Sekretaris Junior
·         Business Correspondence & Administrasion
·         Administrasi

9
9
1
1
1
1
24
8.
8 Mei 2000
·      Staf Administrasi
·      Staf Perkantoran
·      Sekretaris
·      Sekretaris Direksi
·      Administrasi Penjualan
·      Administrasi Perkebunan
17
1
12
1
1
9.
9 Mei 2000


10.
10 Mei 2000
·      Secretary to Sales Director
·      Sekretaris
1
1
11.
11 Mei 2000
·      Sekretaris
·      Administrative Executive
·      Administrasi Kantor
·      Sekretaris Eksim
·      Sekretaris Direksi
·      Administration Staff
·      Administrasi Pajak
·      Personal Assistance
·      Executive Secretary
7
1
1
1
3
10
1
1
1
12.
12 Mei 2000
·      Sekretaris
·      personal assistant to CEO
·      junior secretary
·      administrasion staff
·      administrasi marketing
·      receptionist
1
1
1
10
1
1
13.
13 Mei 2000
·      staf administrasi
·      sekretaris/ administrasi
·      sekretaris
·      office manager
·      receptionist
·      HRD secretary
·      Sekretaris direksi
·      Executive secretary
12
3
8
1
1
1
2
3
14.
14 Mei 2000
·      Sekretaris eksekutif
·      Staf administrasi
·      Sekretaris
·      Administrasi
2
9
9
24
15.
15 Mei 2000
·      sekretaris
·      staf administrasi
8
13
16.
16 Mei 2000
·      sekretaris junior
·      sekretaris
·      staf administrasi
1
10
3
17.
17 Mei 2000
·      sekretaris
·      Clerks
·      Staf administrasi
·      Sekretaris eksekutif
·      Receptionist
·      Sekretaris junior
·      Sekretaris Direksi
7
1
14
7
1
1
1
18.
18 Mei 2000
LIBUR

19.
19 Mei 2000
·      Sekretaris
·      Staf Administrasi
·      Receptionist
·      Sekretaris Junior
·      Administrasi/Sekretaris
·      Staf Administrasi Senior
6
15
1
1
1
1
20.
20 Mei 2000
·      Sekretaris Direksi
·      Sekretaris Junior
·      Sekretaris
·      Staf Administrasi
·      Officer Services
·      Staf Administrasi Senior
·      Assistant Manager Administration
·      Assistant Administration
·      Sekretaris/Administrasi
·      Receptionist
4
2
10
11
1
1
1
1
1
5
21.
21 Mei 2000
·      Documentation Officer
·      Sekretaris Direksi
·      Administrasi
·      Sekretaris
·      Assistant Administration
·      Staf Administrasi
1
2
46
1
1
4
22.
22 Mei 2000
·      Supervisor Administrasi
·      Staf Administrasi
·      Sekretaris
·      Sekretaris Direksi
·      Sekretaris Administrasi
1
17
6
1
1
23.
23 Mei 2000
·         Sekretaris
·         Staf Administrasi
·         Staff Office
·         Administrasi/sekretaris
·         Sekretaris Direksi
·         Sekretaris Senior
7
10
1
1
3
1
24.
24 Mei 2000
·         Sekretaris
·         Staf Administrasi
·         Junior Secretary
·         Administrasi Penjualan
5
11
1
1
25.
25 Mei 2000
·         Sekretaris
·         Staf Administrasi
·         Junior Secretary
5
11
1
26.
26 Mei 2000
·         Staf Administrasi
·         Sekretaris
·         Administrasi
·         Administrasi Eksekutif
·         Kepala Administrasi
7
11
1
1
1
27.
27 Mei 2000
·         Administrasi di BUMN Perkebunan
·         Administrasi & Staf Personalia
·         Sekretaris
·         Staf Administrasi
·         Sekretaris Direksi
·         Junior Secretary
1
1
5
1
1
1
28.
28 Mei 2000
·         Sekretaris
·         Clien Service Secretary
·         Staf Administrasi
14
1
48
29.
29 Mei 2000


30.
30 Mei 2000
·         Sekretaris
·         Administrasi
·         Sekretaris Direksi
8
8
1
31.
31 Mei 2000
·         Sekretaris
·         Staf Administrasi
·         Sekretaris Direksi
7
7
1

Grafik 5.2 Survei Suara Merdeka Bulan Juni 2000

D.    Permintaan Efektif dan Permintaan Potensial
Permintaan potensial adalah keseluruhan potensial pasar yang dapat menjadi calon konsumen bagi suatu produk. Permintaan efektif adalah keinginan konsumen untuk membeli suatu produk atau jasa yang dihubungkan dengan kemampuan membayar.
Permintaan potensial adalah permintaan yang menurut perkiraan akan menjadi permintaaan efektif pada masa mendatang.
Rounded Rectangle: PE = P + (I – E) Δ SUntuk mengetahui besarnya permintaan produktif suatu produk baik dalam usaha besar, menengah, maupun usaha kecil/mikro sejenis yang bergabung menjadi kelompok besar dapat digunakan rumus dasar berikut :

Keterangan :
            PE = volume permintaan efektif yang ingin diketahui
            P   = volume produksi total dari usaha-usaha sejenis
            I    = volume impor produk yang sama dari negara lain
            E   = volume ekspor untuk produk yang sama
            ΔS = selisih persediaan awal dan akhir produk
  1. Proyeksi Permintaan
Proyeksi permintaan digunakan untuk memproyeksikan volume penjualan adan selanjutnya diikuti dengan pyoyeksi volume produksi.
Peramalan (forecasting) adalah seni dan ilmu memprediksi peristiwa-peristiwa masa depan. Peramalan menggunakan metode antara lain :
1)      Top – down forecasting
Metode ini biasanya diawali dengan penggunaan hasil-hasil peramalan berbagai kondisi bisnis umum yang dibuat para ekonom dalam berbagai lembaga riset baik dari pemerintah maupun perusahaan-perusahaan besar dan unuversitas-universitas.
2)      Bottom – up forecasting
Metode ini diawali dengan perkiraan permintaan produk akhir individual.
            Jenis peramalan ada 3, yaitu:
a)      Ramalan ekonomi, yang membahas siklus bisnis dengan memprediksi tingkat inflasi, suplai uang, dan indicator-indikator perencanaan lainnya.
b)      Ramalan teknologi, berkaitan dengan kemajuan teknologi yang akan melahirkan produk-produk baru yang mengesankan, dan kebutuhan akan pabrik dan peralatan baru.
c)      Ramalan permintaan adalah proyeksi permintaan terhadap produk dan jasa perusahaan.
Peramalan yang akan digunakan dalam analisis aspek pasar dan pemasaran adalah peramalan permintaan.
Tahap yang perlu diperhatikan dalam proses peramalan, yaitu :
1)      Menentukan tujuan
2)      Memilih objek yang akan diramalkan
3)      Menentukan horizon waktu
4)      Memilih model peramalan
5)      Mengumpulkan data yang dibutuhkan
6)      Menentukan model yang tepat
7)      Membuat ramalan
8)      Menerapkan hasilnya
Model forecasting yang digunakan adalah proyeksi trend, yaitu mencocokkan garis trend ke rangkaian titik historis dan kemudian memproyeksikan garis itu ke dalam ramalan jangka menengah hingga jangka panjang. Jika kita memutuskan untuk mengembangkan garis trend linear dengan metode statistic yang tepat, kita dapat memakai metode kuadrat terkecil (least square method). Pendekatan ini menghasilkan garis lurus yang meminimalkan jumlah kuadrat perbedaan vertical dari garis setiap observasi actual. Lihat grafik 5.4.
Rounded Rectangle:    Y = a + bX            Rumus :

Keterangan :
            Y = nilai variabel yang dihitung untuk diprediksi (variabel tidak bebas)
            a  = perpotongan sumbu Y di a (konstanta)
            b  = kelandaian garis regresi
            X = variabel bebas
            Untuk persamaan linear, garis trend diperoleh dari penyelesaian simultan nilai a dan b ada dua persamaan normal berikut :
            Y   = na + Bx                                      a =  
            XY= aX + bX2                                    b = ∑XY / ∑X2