Kamis, 20 Maret 2014

Pemeriksaan akuntansi (audit kecurangan)



AUDIT KECURANGAN

*      JENIS-JENIS KECURANGAN
Kecurangan merupakan setiap ketidakjujuran yang disengaja untuk merampas hak atau kepemilikan orang atau pihak lain.
Dua kategori utama kecurangan adalah Kecurangan dalam laporan keuangan dan penyalahgunaan asset.

1.      Kecurangan dalam Laporan keuangan
Kecurangan dalam laporan keuangan merupakan salah saji atau penghapusan terhadap jumlah ataupun pengungkapan yang sengaja dilakukan dengan tujuan untuk mengelabuhi para penggunanya. Contohnya , WorldCom yang dilaporkan telah mengapitalisasi jutaan dolar pengeluaran sebagai asset tetap, yang semestinya harus dibebankan. Penghapusan terhadap jumlah yang dilaporkan merupakan kasus yang kurang umum ditemukan, namun sebuah perusahaan dapat melebihsajikan pendapatan dengan menghapus utang dagang dan liabilitas lainnya.
Manajemen Laba (earning management) melibatkan tindakan-tindakan manajemen yang sengaja dilakukan untuk memenuhi target laba. Perantara laba (income smoothing) merupakan salah satu bentuk manajemen laba diman pendapatan-pendapatan dan bebanm-beban dipindahkan diantara beberapa periode untuk mengurangi fluktuasi laba.

2.      Penyalahgunaan asset
Penyalahgunaan asset merupakan kecurangan yang melibatkan pencurian atas asset milik suatu entitas.
Istilah penyalahgunaan asset sering kali digunakan untuk mengacu pada pencurian yang dilakukan oleh pegawai dan pihak-pihak lainnya didalam suatu organisasi. Biasanya pelaku penyalahgunaan asset berada ditingkat hierarki organisasi yang lebih rendah. Namun demikian, dalam beberapa kasus penting, manajemen puncak terkadang terlibat dalam pencurian aset perusahaan.













Insentif/tekanan
 





Kesempatan
 

Sikap/rasionalisasi
 
 










                                                                             
*      KONDISI YANG MENYEBABKAN TERJADINYA KECURANGAN
Terdapat tiga kondisi yang menyebabkan terjadinya kecurangan dalam laporan keuangan dan penyalahgunaan aset:
1.      Insentif/tekanan. Manajemen atau pegawai lainnya memiliki insentif atau tekanan untuk melakukan kecurangan.

2.      Kesempatan. Situasi yang memberikan kesempatan bagi manajemen atau pegawai untuk melakukan kecurangan.

3.      Sikap/rasionalisasi. Adanya suatu sikap, karakter, atau seperangkat nilai-nilai etikayang memungkinkan manajemen atau pegawai untuk melakukan tidakan yang tidak jujur,atau mereka berada dalam suatu lingkungan yang memberikan mereka tekanan yang cukup besar sehingga menyebabkan mereka membenarkan melakukan perilaku yang tidak jujur tersebut.


·     faktor-faktorRisiko untuk Kecurangan dalam Laporan Keuangan
Sebuah pertimbangan penting bagi auditor dalam membongkar kecurangan adalah mengidentifikasi faktpr-faktor yang dapat meningkatkan risiko kecurangan.
Penggunaan factor-faktor risiko auditor dalam membnongkar kecurangan:

insentif/tekanan. Sebuah insentif yang umumnya bagi perusahaan untuk memanipulasi laporan keuangannya adalah adanya p[enurunan dalam prospek keuagan. Contohnya, penurunan dalam laba dapat mengancam kemampuan perusahaan dalam mendapatkan pendanaan.
kesempatan. Meskipun laporan keuangan dari semua perusahaan potensial terjadi manipulasi, risikonya menjadi lebih besaruntuk perusahaan yang bergerak dalam industry yang melibatkan penilaian subjektif dan estimasi yang signifikan. Contohnya, terdapat kemungkinan salah saji dalam persediaan bagi perusahaan-perusahaan yang memiliki persediaan yang terletak dibeberapa tempat yang berbeda.
·     Faktor-faktor risiko untuk penyalahgunaan aset.
Factor risiko kecurangan untuk ketiga kondisi kecurangan untuk penyalahgunaan aset.

Insentif/tekanan. Tekanan keuangan merupakan insentif umum bagi pegawai yang menyalahgunakan aset.
Kesempatan. Kesepatan untuk melakukan pencurian pengujian-pengujian ada pada semua perusahaan.
Sikap/rasionalisasi. Sikap manajemen terhadap pengendalian dan kode etik dapat menyebabkan para karyawan dan manajer membenarkan pencurian terhadap aset.

*        MENGUKUR RISIKO KEUANGAN
PSA 70 memberikan panduan bagi para auditor dalam mengukur dalam risiko dalam kecurangan.Auditor harus menjaga suatu tingkat skeptisme professional ketika mereka mempertimbangkan informasi yang luas,termasuk faktor-faktor informasi kecurangan,untuk mengidentifikasi dan menghadapi risiko kecurangan.
·     Skeptisme Profesional
PSA 04 (SA 230) menyatakan bahwa “tidak menganggap bahwa manajemen tidak jujur maupun tidak menganggap kejujuran manajemen dipertanyakan

Berpikir Kritis PSA 07 menekankan pertimbangan atas kecenderungan klien untuk melakukan kecurangan,tanpa mempertimbangkan keyakinan auditor mengenai kemungkinan terjadinya kecurangan serta kejujuran dan integritas manajemen.

Evaluasi Kritis Atas Bukti Audit terhadap informasi yang ditemukan atau kondisi-kondisi lainnya yang mengindikasikan adanya salah saji material yang disebabkan oleh kecurangan mungkin telah terjadi,auditor harus menginvestigasi masalah-masalah yang ada secara menyeluruh,mendapatkan bukti tambahan jika diperlukan, dan berkonsultasi dengan anggota tim lainnya.
Komunikasi Antara Sesama Tim Audit PSA 70 Mengharuskan tim audit untuk melakukan diskusi untuk berbagi pemahaman dari anggota tim audit yang lebih berpengalaman dan untuk “urun rembug” ide-ide yang menyangkut hal berikut.
1.      Bagaimana dan kapan mereka yakin bahwa laporan keuangan entitas tidak dicurigai terdapat salah saji yang disebabkan oleh kecurangan.
2.      Bagaimana manajemen dapat melakukan dan menutupi kecurangan dalam laporan keuangan.
3.      Bagaimana setiap orang dapat menyalahsajikan aset entitas tersebut.
4.      Bagaimana auditor dapat menghadapi kemungkinan adanya salah saji dalam laporan keuangan yang disebabkan oleh kecurangan.
Tanya Jawab Dengan Manajemen PSA 70 mengharuskan auditor untuk membuat tanhya jawab spesifik seputar kecurangan dalam setiap pengauditan. Tanya jawab auditor terhadap manajemen harus menanyakan apakah manajemen mengetahui setiap kecurangan atau kecurigaan terhadap terjadinya kecurangan di dalam perusahaan.tanya jawab auditor terhadap manajemen harus menanyakan apakah manajemen mengetahui setiap kecurangan atau kecurigaan terhadap terjadinya kecurangan di dalam perusahan.auditor juga harus menanyakan mengenai proses manajemen dalam mengukur risiko kecurangan,sifat risiko kecurangan yang diidentifikasikan oleh manajemen atau setiap pengendalian internal yang diterapkan untuk mengatasi risiko-risiko tersebut.
               PSA70 mengharuskan auditor untuk melakukan Tanya jawab dengan komite audit atau pihak lain yang bertanggung jawab terhadap tata kelola perusahaan mengenai pandangan mereka terhadap risiko kecurangan dan apakah mereka mengetahui setip kecurangan atau kecurigaan telah terjadinya kecurangan.PSA 70 juga mengharuskan auditor untuk melakukan Tanya jawab dengan pihak lainnya didalam entitas yang bertugas diluar jalur tanggung jawab pelaporan keuangan.

Faktor-Faktor Risiko PSA 70 mengharuskan auditor untuk mengevaluasi apakah factor-faktor risiko kecurangan mengindikasika adanya insentif atau tekanan untuk melakukan kecurangan,kesempatan untuk melakukan kecurangan,atau sikap atau rasionalisasi digunakan untuk membenarkan tindakan kecurangan.

Prosedur Analitis auditor harus melakukan prosedur analisis disepanjang fase perencanaan dan penyelesaian audit untuk membantu mengidentifikasi transaksi-transaksi atau kejadian-kejasian yang tidak biasa yang dapat mengidentifikasikan adanya salah saji material dalam laporan keuangan.karena terjadinya kecurangandalam laporan keuangan sering kali melibatkan manipulasi pada pendapatan,PSA 70 mengharuskan auditor untuk melakukan prosedur analitis pada akun-akun pendapatan.Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi hubungan-hubungan yang tidak biasa atau tidak sesuai dengan ekspektasi dalam akun-akun pendapatan yang dapat mengindikasikan terjadinya kecurangan dalam laporan keuangan.
Informasi Lainnya auditor harus mempertimbangkan semua informasi yang telah mereka mereka dapatkan dalam setiap fase atau bagian pengauditan ketika mereka mengukur risiko kecurangan.banyak prosedur pengukuran risiko yang dilakukan auditor disepanjang fase perencanaan untuk mengukur salah saji material yang dapat mengindikasikan adanya peningkatan risiko kecurangan.
·     Mendokumentasikan Hasil Pengujian Kecurangan
PSA 70 mengharuskan auditor mengdokumentasikan hal-hal berikut yang terkait dengan disebabkan oleh kecurangan.
·         Diskusi dengan sesama personel tim kerja dalam perencanaan audit mengenai kecurigaan terhadap adanya salah saji material dalam laporan keuangan entitas yang disebabkan oleh kecurangan.
·         Prosedur yang dilakukan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi dan mengukur risiko kecurangan material.
·         Risiko spesifik dalam kecurangan material yang telah diidentifikasi,dan deskripsi rospons auditor terhadap risiko-risiko tersebut.
·         Alasan-alasan yang mendukung suatu kesimpulan bahwa hal tersebut bukan merupakan risiko yang signifikan pengakuan pendapatan material yang tidak tepat.
·         Hasil dari prosedur yang dijalankan untuk mengatasi risiko dominasi pengendalian oleh manajemen.
·         Kondisi-kondisi lain serta hubungan analitas yang mengindikasikan bahwa prosedur audit tambahan atau penanganan lainnya diperlukan,dan tindakan-tindakan tersebut telah dijalankan oleh auditor.
·         Sifat komunikasi mengenai kecurangan yang dilakukan dengan manajemen komite audit atau lainnya.

*   PENGAWASAN TATA KELOLA PERUSAHAAN UNTUK MENGURANGI RESIKO KECURANGAN
            Manajemen bertanggungjawab untuk menerapkan tata kelola perusahaan dan prosedur pengendalian untuk meminimalisasikan risiko kecurangan, yang dapat dikurangi melalui kombinasi antara tindakan pencegahan, antisipasi dan pendekteksian. Untuk membantu manajemen dan dewan direksi dalam menjalankan usaha-usaha anti kecurangan, AICPA, bekerjasama dengan beberapa organisasi profesi terkait, menerbitkan Program dan pengendalian antikecurangan bagi Manajemen: Panduan untuk Membantu Mencegah, Mengantisipasi dan Mendeteksi Kecurangan.


Panduan tersebut mengidentifikasikan tiga elemen berikut untuk mencegah, mengantisipasi dan mendeteksi kecurangan.
1.      Budaya kejujuran dan etika yang bernilai tinggi.
2.      Tanggung jawab manajemen untuk mengevaluasi risiko-risiko kecurangan.
3.      Pengawasan dari komite audit.

Budaya kejujuran dan etika yang bernilai Tinggi
      Riset menunjukkan bahwa cara yang paling efektif untuk mencegah kecurangan dan mengantisipasinya adalah dengan menerapkan program-program dan pengendalian-pengendalian anti kecurangan yang berdasarkan pada nilai-nilai utama yang dianut oleh perusahaan. Menciptakan suatu budaya kejujuran dan etika yang bernilai tinggi mencakup enam elemen berikut ini.
Teladan dari Pemimpin. Manajemen dan dewan direksi bertanggung jawab untuk memberikan teladan dalam perilaku yang beritika dalam perusahaan. Kejujuran dan intregitas dari manajemen mendorong kejujuran yang integritas pada seluruh pegawai dalam organisasi tersebut. Teladan dari pemimpin berdasarkan kejujuran dan integritas memberikan dasar dapat dikembangkan kode etik yang lebih terperinci untuk memberikan panduan khusus mengenai perilaku yang diperbolehkan dan dilarang.
Menciptakan lingkungan kerja yang positif. Penelitian yang menunjukkan bahwa perbuatan salah lebihjarang terjadi ketika para pegawai memiliki perasaan positif mengenai pemberi kerjanya dibandingkan ketika mereka merasa bahwa mereka teraniaya, terancam dan terabaikan. Para pegawai juga harus bias mendapatkan nasihat secara internal sebelum mereka mengabil keputusan-keputusan yang memiliki implikasi hukum atau etika.

Memperkerjakan dan Mempromosikan Pegawai yang Tepat. Agar berhasil mencgah kecurangan,perusahaan yag sudah bekerja dengan baik harus menerapkan kebijakan pemilihn yang efektifuntuk mengurangi kemungkinan empekerjakan dan mempromosika orang-orang yang memiliki tngkat kejujuran yang rendah, khususnya untuk mereka yang memegang posisi-posisi penting. Kebijakan tersebut dapat mencakup pengecekan terhadp latar belakang kandidat yang akan dipekerjakan atau yan akan dipromosikan untuk posisi penting.

Pelatihan. Semua pgawai bau harus terlebih dahulu dilatih tntang ekspektasi perusahaan terhadap perilaku etika para pegawainya. Pelatihan mengenai kewaspadaan terhadap kcurangan harus disesuaikan dengan tanggung jawab spesifik pegawai.

Konfirmasi. Konfirmasi membantu menegakkan kebijakan kode etik dan juga membantu mencegah para pegawai untuk melakukan kecurangan atau pelanggaran etika lainnya. Dengan menindaklanjuti pengakuan-pengakuan dan tidak ada balasan, maka auditor internal atau lainnya dpat mengungkpkan masalah-masalah penting.

Disiplin. Pera pegawai harus mengetahui bahwa mereka harus bertanggung jawab jika mereka tidak mematuhi kode tik perusahaan. Pemberian hukuman atas pelanggaran kode etik, tanpa mempertimbangkan jenjang pegawai yang dilakukan tindakan tersebut, memberikan pesan yang jelas pada semua pegawai bahwa kepatuhan terhadap kode etik dan standar etika lainnya sangat penting dan diharapkan.

Tanggung Jawab Manajemen Untuk Mengevaluasi Resiko-Resiko Kecurangan.
      Kecurangan tidak dapat terjadi tanpa adanya kesempatan yang terbuka untuk melakukan dan menutupi tindakan tersebut. manajemen bertanggung jawab untuk mengedintfikasi dan mengukur resiko kecurangan, dan mengawasi pengendalian internal yang dapat mencegah dan mendeteksi kecutangan.\

Tidak ada komentar:

Posting Komentar